GresikSatu | Sebanyak 3.000 rumah warga terdampak gempa di Pulau Bawean, Gresik, hingga kini belum menerima bantuan renovasi.
Diketahui, proses bantuan ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, bantuan telah disalurkan kepada 1.115 rumah yang mengalami kerusakan ringan dan sedang.
Namun, 3.000 rumah dengan kategori kerusakan berat masih menunggu proses verifikasi untuk mendapatkan bantuan pada tahap kedua.
Kondisi ini mendapatkan keluhan warga. Mereka mengeluhkan lambannya bantuan, terutama bagi mereka yang rumahnya mengalami kerusakan parah.
“Beberapa warga bahkan terpaksa tinggal di hunian sementara karena rumahnya belum diperbaiki akibat kerusakan yang cukup berat,” ungkap Bustami Hazim, anggota DPRD Gresik dari Dapil Bawean, Kamis (6/2/2025).
Bustami menambahkan banyak warga yang kurang mendapat informasi mengenai proses bantuan ini.
Sebagian besar mengira setelah disurvei, mereka akan langsung mendapatkan bantuan, padahal prosedurnya masih membutuhkan verifikasi dan penilaian dari BPBD.
Saat ini, Pemkab Gresik diminta untuk segera berkoordinasi dengan BNPB agar bantuan tahap kedua dapat segera direalisasikan, terutama untuk warga dengan kerusakan rumah kategori berat.
“Masih ada 3.000 rumah yang belum mendapatkan bantuan. Sebagian besar ini adalah rumah dengan kerusakan parah yang belum terverifikasi di tahap kedua,” jelas Gus Mimi.
Ia mencontohkan salah satu kasus di Desa Balik Terus, Kecamatan Sangkapura. Di desa ini, terdapat seorang lansia yang rumahnya mengalami kerusakan paling parah.
“Namun, karena belum masuk dalam daftar penerima bantuan, lansia tersebut masih tinggal di hunian sementara,” bebernya.
Bustami juga mengkritisi kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah terkait mekanisme penyaluran bantuan.
Menurutnya banyak warga yang tidak mengetahui bahwa bantuan tahap kedua untuk kategori berat akan dilakukan melalui vendor yang ditunjuk BNPB.
“Masyarakat perlu tahu bahwa bantuan tahap dua akan berupa pembangunan rumah, bukan uang,” tambah politisi dari Fraksi PKB tersebut.