GresikSatu | Kontingen taekwondo Kabupaten Gresik mencatat hasil membanggakan dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX yang digelar di Malang Raya. Total enam medali berhasil diraih, terdiri dari satu perak dan lima perunggu.
Asisten pelatih Taekwondo Gresik, Fahima Sofia menjelaskan, kontingen Gresik menurunkan 11 atlet dengan didampingi tiga pelatih. Menurutnya, hasil yang diraih cukup memuaskan, apalagi sebagian besar atlet masih berusia muda dan minim pengalaman di ajang sebesar Porprov.
“Hasilnya cukup memuaskan, yakni satu perak dan lima perunggu,” ungkap Fahima saat ditemui pada Senin (23/6/2025).
Medali perak disumbangkan oleh Lintang Marsha Ayu Az Zahra di kategori Kyorugi under 46 putri.
Sementara lima medali perunggu diraih oleh: Faris Raisa (Kyorugi under 54 putra), Wanda Nur Maulidah (Kyorugi under 49 putri), Reinata Elviera (Kyorugi under 53 putri), M. Zafran Ramadhan (Freestyle putra).
Sedangkan tim poomsae beregu putri yang terdiri dari Avicena Salsabila, Fathimah Iriantono, dan Maysyifaus.
Fahima menjelaskan, sebagian besar atlet Gresik masih duduk di bangku SMP kelas 9 dan baru pertama kali mengikuti ajang Porprov. Hal itu membuat aspek pengalaman dan mental bertanding menjadi tantangan tersendiri.
“Pengalaman mereka memang masih kurang dan mentalnya belum matang. Tetapi hasilnya sudah bagus, bahkan ada yang di luar target bisa meraih medali,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini di Gresik terdapat 12 klub taekwondo yang tersebar di berbagai wilayah. Latihan rutin umumnya dilakukan di Icon Mall Gresik dengan fasilitas yang cukup memadai. Meski demikian, peningkatan jam terbang menjadi fokus pembinaan ke depan.
“Jumlah latihan mereka hanya dua sesi per hari. Sementara lawan-lawan mereka di Porprov banyak yang sudah lebih senior dan lebih berpengalaman,” tambahnya.
Di sisi lain, Sekretaris Cabang Olahraga (Cabor) Taekwondo Gresik, Endri Sukamto menyebutkan bahwa raihan medali tahun ini meningkat signifikan dibandingkan Porprov sebelumnya.
“Pada Porprov tahun kemarin kami hanya mendapatkan satu perak dan satu perunggu. Tahun ini meningkat berkat adanya nomor baru, yakni freestyle, dan kami cukup unggul di situ,” ujar Endri.
Menurutnya, capaian tersebut tak lepas dari kerja keras seluruh pihak yang terlibat, mulai dari atlet, pelatih, hingga dukungan eksternal. Namun, pihaknya tetap menargetkan pembenahan menyeluruh demi prestasi yang lebih baik di Porprov mendatang.
“Kami berharap KONI bisa memfasilitasi pembentukan Pusat Latihan Kabupaten (Puslatkab) jangka panjang agar pembinaan atlet lebih maksimal,” harap Endri.
Ia menekankan, mayoritas atlet saat ini berusia 16 tahun, sedangkan batas usia di ajang Porprov masih hingga 23 tahun. Artinya, peluang untuk berkembang dan meraih prestasi masih terbuka lebar.