GresikSatu | Setelah diresmikan pada Maret 2022 lalu, bangunan sekolah UPT SMPN 33 Gresik sudah mengalami keretakan, dan bocor. Sekolah yang berada di Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Gresik itu, hampir di seluruh atap ruangan mengalami keretakan.
Padahal, bangunan sekolah yang memiliki 15 ruang kelas dan dua ruang guru masih belum genap setahun, setelah selesai dibangun tahun 2022 lalu.
Dari data yang dihimpun, UPT SMPN 33 itu baru berdiri satu lantai. Meski master plan SMPN 34 itu berdiri dua lantai, Pemkab Gresik enggan menganggarkan lagi untuk melanjutkan pembangunan itu.
Sekretaris Dinas Pendidikan Herawan Eka Kusuma mengatakan, dari keretakan bangunan, beberapa bangunan juga ada yang bocor. Bahkan, rembesnya air hingga masuk ke kelas.
“Itu karena atap yang harusnya berdiri lantai dua namun menjadi tampungan air sementara. Akhirnya atap itu setiap hari terkena panas hingga hujan yang membuat atapnya perlahan rusak,” ungkapnya, saat di lokasi, Kamis (12/1/2023).
Menurut dia, bangunan sekolah yang sudah dibangun itu harus segera diselesaikan. Sebab jika tidak, akan berdampak pada kualitas bangunan. Apalagi dalam APBD 2022 dan APBD 2023 ini, UPT SMPN 33 tidak dianggarkan.
“Seperti atap itu, kalau lantai dua tidak segera dibangun, akan mudah rusak itu,” ujarnya.
“Saya juga kaget kok belum selesai tapi tidak dianggarkan. Karena itu ini tadi saya cek ke lokasi,” tambahnya
Pihaknya menyebut, SMPN 33 itu merupakan bangunan dari APBD 2021 senilai Rp 10 miliar. Sekolah tersebut masih belum memiliki ruang kepala sekolah, kantor TU, Perpustakaan, hingga Laboratorium. Bahkan, pagar sekolah pun juga belum sepenuhnya selesai.
“Karena APBD 2023 sudah berjalan, dalam perubahan APBD nanti akan mengusulkan untuk penambahan ruangan SMPN 33,” pungkasnya.
Salah satu siswa Andika mengatakan, tembok beton itu di sekolahnya, terlihat menggaris cukup jelas.
“Kalau hujan, sering ketetesan air,” katanya.
Kepala SMPN 33 Sulaiman mengatakan, sejak diresmikan Maret 2022 lalu, bangunan yang dihuni 384 siswa itu sudah mengalami keretakan.
Pihaknya sudah mengganti papan tulis sebanyak tiga kali. Hal itu dikarenakan rembesnya air dari atap ruangan.
“Kami berharap segera agar dilanjutkan pembangunannya,” harapnya. (faiz/aam)