Berkat Proyek Pipanisasi TNI-AD, Hasil Panen di Bawean Gresik Meningkat

GresikSatu | Program pipanisasi yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Darat melalui Kodim 0817 Gresik, membawa dampak positif bagi sektor pertanian di Pulau Bawean.

Di sejumlah desa di Kecamatan Tambak dan Sangkapura, para petani mulai merasakan manfaatnya, salah satunya di Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak.

Ketua UPT Pertanian Wilayah Bawean, Lailatul Mukaromah menyampaikan, hasil panen padi para petani mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Para petani mengalami peningkatan hasil panen dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2024 hasil panennya 5,4 ton per hektar, sekarang meningkat menjadi 6,4 ton per hektar.

“Artinya ada peningkatan sekitar 1 ton,” ungkapnya saat mendampingi kunjungan Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif ke lokasi pipanisasi, Kamis (24/4/2025). 

Ia menjelaskan, proyek pipanisasi yang dilakukan TNI-AD tersebut melibatkan pembangunan dua tandon air. Satu tandon mengambil sumber dari Sungai Pataroman dan mengaliri 30 hektar sawah.

Sementara satu tandon lainnya mengambil air dari Rabe-rabe untuk mengairi 20 hektar sawah. Total ada 50 hektar lahan pertanian yang kini mendapat pengairan rutin berkat proyek ini.

“Dua tandon tersebut sangat membantu ketersediaan air bagi petani. Baik saat musim tanam maupun musim kemarau,” tambahnya.

Baca juga:  Ternyata Ini Alasan Warga Robohkan Patung Mantan Kades Sekapuk Gresik

Menanggapi pencapaian itu, Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif bersama jajaran Pemkab, Kepala Desa Kepuh Teluk Tamyiz, dan perangkat desa meninjau langsung tandon air yang berada di area tengah sawah Dusun Telok Kemor.

Di lokasi tersebut, dokter Alif berdiskusi bersama para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Salah satu yang dibahas dalam diskusi adalah produktivitas panen dan distribusi pupuk subsidi.

Ketua Gapoktan Ahmadi menyebutkan, meski stok pupuk subsidi di Desa Kepuh Teluk relatif aman, namun masih sering terjadi keterlambatan pengiriman.

“Saat sudah mulai musim tanam, kadang pengiriman telat. Tapi stoknya tercukupi untuk para petani,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, dokter Alif menegaskan bahwa persoalan pangan dan distribusi pupuk subsidi menjadi perhatian serius pemerintah, terutama Presiden Prabowo Subianto.

“Kalau pupuk subsidi sudah terpenuhi, tinggal diperbaiki pola pengaturannya, termasuk siapa yang mengatur di tingkat desa. Supaya para petani bisa menikmati pupuk subsidi dengan lebih adil dan mudah,” jelasnya.

Dukungan juga datang dari Wakil Ketua DPRD Gresik Luthfi Dawam yang turut hadir dalam kunjungan. Politikus dari Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa pihaknya akan membantu memastikan distribusi pupuk subsidi ke Pulau Bawean bisa maksimal, sesuai arahan dari Menteri Pertanian.

Baca juga:  Gempa Masih Aktif, Warga Bawean Gresik Tetap Antusias Mudik ke Kampung Halaman

“Kedepannya, pendistribusian pupuk tidak boleh tumpang tindih. Petani tidak perlu lagi beli di kios. Cukup lewat Gapoktan atau di balai desa masing-masing,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian Gresik, Erwanto Budi Unitomo menambahkan, lokasi pertanian di sumber air Rabe-rabe yang berdekatan dengan sungai dan irigasi tersier sebelumnya kerap mengalami kekeringan saat musim kemarau.

Namun, keberadaan sistem irigasi pipanisasi dari mata air yang ditampung melalui bangunan sadap, membuat suplai air tersedia sepanjang tahun.

“Dengan adanya air yang tersedia setiap waktu, petani kini bisa menanam dua kali dalam setahun. Indeks pertanaman juga naik, dari semula 1,4 menjadi 1,8. Ini berdampak langsung pada peningkatan produktivitas pertanian,” paparnya.

Sebagai informasi, proyek pipanisasi di Desa Kepuh Teluk menghabiskan anggaran sekitar Rp 470 juta yang bersumber dari APBN.

Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan bangunan sadap irigasi, instalasi pipa, serta dua tandon air sebagai penampung utama.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler