GresikSatu | Proses bantuan perbaikan rumah bagi warga terdampak gempa di Pulau Bawean sudah mulai berjalan sejak pertengahan Januari 2025.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, sebanyak 1.115 rumah dengan kategori rusak ringan dan sedang tengah dalam proses perbaikan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gresik, Sukardi, menjelaskan bahwa tahap pertama bantuan ini ditargetkan selesai pada April 2025.
“Kami diberikan batas waktu hingga April nanti. Agar perbaikan rumah pada tahap pertama ini selesai,” ungkapnya, Kamis (6/2/2025).
Sukardi mengakui masih banyak warga yang belum memahami mekanisme bantuan, terutama perbedaan kategori rusak ringan, sedang, dan berat.
Menurutnya, proses verifikasi dan penentuan penerima bantuan sepenuhnya ditentukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD Jawa Timur dan Dinas Cipta Karya, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DCKPKP).
“Sejak pasca gempa, kami sudah mengajukan sekitar 5 ribu rumah terdampak untuk mendapatkan bantuan. Namun, setelah verifikasi, tahap pertama ini hanya 1.115 rumah yang disetujui. Masih ada lebih dari 3 ribu warga yang belum menerima bantuan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa besar kemungkinan proses bantuan di Pulau Bawean akan berlangsung dalam beberapa tahap, serupa dengan bantuan gempa Cianjur pada tahun 2022 yang hingga kini masih berjalan dalam empat tahap.
Untuk rumah yang masuk kategori rusak berat, Sukardi menjelaskan bahwa warga akan diberi pilihan untuk memperbaiki rumah melalui aplikator atau secara mandiri.
“Bukan vendor, namanya aplikator. Se-Indonesia ada 10 aplikator, tetapi hanya satu yang siap mengerjakan rumah tahan gempa dengan ukuran 36 meter persegi,” terangnya.
Ia mengimbau agar warga yang kurang mampu memilih opsi perbaikan melalui aplikator.
“Kami imbau kepada masyarakat yang kurang mampu, lebih baik dilakukan oleh aplikator. Kalau mampu, silakan melakukan perbaikan secara mandiri,” pungkas Sukardi.