GresikSatu | Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) melanda Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, dalam satu bulan terakhir.
Mereka merasa khawatir karena mengalami gejala yang mengarah pada penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Lonjakan kasus ini membuat warga khawatir dan mendesak pemerintah segera turun tangan.
Salah satu warga, Abidin, menceritakan bahwa dua anaknya sempat dirawat karena positif terjangkit DBD pada bulan Juni 2025.
Meski kini keduanya telah kembali pulih, kekhawatiran masih menghantui keluarganya dan warga sekitar.
“Belum ada tindakan pencegahan dari pemerintah setempat, kami masih takut penyakit itu datang lagi. Kami minta fogging segera dilakukan,” ujarnya, Jumat (4/7/2025).
Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Menurut Ketua RT 02 RW 08 Dusun Petiyin, Desa Wadeng, Sumar, pihaknya telah menyampaikan keluhan dan usulan kepada pemerintah desa agar dilakukan penyemprotan (fogging).
Namun hingga kini, respons yang diterima warga baru sebatas imbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Himbauan hanya di grup WhatsApp. Masyarakat ingin ada tindakan nyata, bukan sekadar imbauan,” tegas Sumar.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, dr Puspita Wardani, menjelaskan dalam dua bulan terakhir, sudag ada ratusan yang terpapar DBD di Gresik.
“Jumlah pasien dari bulan Mei hingga akhir Juni 2025 tercatat sekitar 131 orang se kabupaten Gresik. Mereka menunjukkan gejala demam dengue,” jelas dr. Puspita.
Ia menambahkan bahwa penanganan telah dilakukan melalui edukasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN), penyelidikan epidemiologi, serta pembagian larvasida (abate) untuk membunuh jentik nyamuk di lingkungan tempat tinggal pasien.
“Untuk kegiatan fogging, dilakukan jika ada pasien positif DBD dengan manifestasi berat. Karena kasus di Wadeng hanya DD, maka kami intervensi dengan larvasida dan PSN,” tegasnya.
Puspita juga menekankan bahwa fogging bukan solusi utama, melainkan hanya membunuh nyamuk dewasa dalam waktu singkat.
“Penanganan paling efektif tetap melalui upaya berkelanjutan membersihkan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk,” pungkasnya.