Desa Pandanan Wakili Gresik di Tingkat Nasional Berkat Inovasi Digitalisasi Pelayanan

GresikSatu | Desa Pandanan, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, berhasil mencatatkan prestasi membanggakan.

Berkat inovasi dalam pelayanan berbasis digital, desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan ini terpilih mewakili Gresik dalam kompetisi layanan desa tingkat nasional.

Langkah digitalisasi yang dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Pandanan memungkinkan warganya mengakses berbagai layanan administrasi tanpa perlu datang langsung ke kantor desa. Cukup melalui perangkat ponsel, layanan dapat diakses kapan saja, bahkan di hari libur.

Wahyu Hidayat (21), salah satu warga setempat, mengaku sangat terbantu dengan sistem pelayanan ini. Ia mencontohkan kemudahan saat mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

“Saya sangat terbantu, karena mengurus SKCK bisa dilakukan di luar hari kerja. Cukup download aplikasi Sistem Informasi Desa (SID), lalu cari desa yang dituju,” ungkap Wahyu, Kamis (19/6/2025).

Baca juga:  Tumpeng Raksasa dan Hanoman, Meriahkan Gelaran Sedekah Bumi di Desa Pandanan Gresik

Menurutnya, layanan digital ini jauh lebih cepat dibanding cara konvensional. Terutama saat hari libur, di mana pelayanan manual tidak tersedia.

“Kalau bisa dipertahankan terus, karena benar-benar memudahkan warga setiap saat,” tambahnya.

Kepala Desa Pandanan, Suryadi, menyebut layanan digital ini sudah aktif 24 jam dan rata-rata melayani lima orang atau lebih setiap harinya. Warga bisa berinteraksi melalui video call atau langsung mengakses website desa.

“Hasil surat yang diurus secara elektronik akan dikirim dalam bentuk PDF ke ponsel Android warga, lalu bisa langsung dicetak sendiri,” jelasnya.

Namun, Suryadi tidak menampik masih ada kendala, terutama untuk warga lanjut usia yang belum terbiasa dengan teknologi. Untuk itu, pihak desa tetap menyediakan layanan bantuan melalui perangkat desa.

Baca juga:  Mampir Yuk! Ada Rest Area baru di Perbatasan Gresik dan Lamongan

“Bagi warga lansia cukup telepon ke perangkat desa, nanti akan dibimbing untuk mengakses website desa,” tuturnya.

Ia menjelaskan, inovasi ini bermula dari pengalaman salah satu warganya yang hendak mendaftar sebagai anggota TNI. Saat itu, ia membutuhkan SKCK namun waktu pendaftaran sudah hampir habis.

“Dari kejadian itu, kami sadar perlunya percepatan layanan administrasi. Maka, kami evaluasi dan dorong agar seluruh pelayanan bisa dilakukan secara digital agar warga terbantu, terutama dalam situasi darurat,” tandasnya.

Dengan inovasi ini, Desa Pandanan tak hanya memudahkan warganya, tetapi juga menjadi role model bagi desa-desa lain di Indonesia dalam menerapkan pelayanan publik berbasis digital.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler