GresikSatu | Momen Hari Raya Idul Adha selalu membawa cerita bagi warga Pulau Bawean yang merantau di luar negeri.
Meski berada jauh dari kampung halaman, tradisi berkurban menjadi cara mereka melepas rindu dan berbagi berkah dengan keluarga serta warga desa.
Tahun ini, suasana Idul Adha di Pulau Bawean terasa begitu hangat dan semarak.
Di Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, tercatat sebanyak 17 ekor sapi kurban berasal dari para perantau yang tinggal di luar negeri, khususnya dari Malaysia dan Singapura.
Salah satu keluarga yang ikut berkurban adalah keluarga Bani Musleh dari Malaysia.
Mereka menyumbangkan satu ekor sapi hitam berbobot setengah ton untuk warga di Dusun Nangger, desa setempat.
Kepala Desa Sukaoneng, Abdul Hayyi, menyampaikan bahwa jumlah hewan kurban tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau tahun lalu memang tidak banyak, karena Pulau Bawean masih dilanda gempa. Sekarang Alhamdulillah para perantau kembali aktif berbagi,” ujar Abdul Hayyi, Minggu (8/6/2025).
Menurutnya, tradisi kurban dari perantau bukan hanya soal ibadah, tapi juga menjadi wujud keterikatan emosional dengan kampung halaman.
“Banyak perantau dari Negeri Jiran maupun Singapura pulang ke kampung halaman. Mereka datang tidak hanya membawa hewan kurban, tapi juga membawa rindu yang mendalam,” sambungnya.
Sebaran hewan kurban dari perantau di Desa Sukaoneng sendiri meliputi:
- Dusun Kampung Baru: 5 ekor sapi
- Dusun Paginda: 3 ekor sapi
- Dusun Tambilung: 6 ekor sapi
- Dusun Rojing: 2 ekor sapi
- Dusun Nangger: 1 ekor sapi
Kedatangan para perantau pun mulai terlihat sejak tiga hari sebelum Idul Adha, dengan puncak arus mudik pada Kamis (5/6/2025).
Capt Zainal, perwira jaga KSOP Kelas II Gresik, menyebut setidaknya 400 penumpang menuju Pulau Bawean dalam rentang waktu tersebut. Mayoritas di antaranya adalah perantau dari luar negeri.
“Ada sekitar 400 penumpang, mayoritas dari Malaysia, Singapura, dan Australia yang kembali ke Bawean. Mereka ingin merayakan Idul Adha bersama keluarga,” ungkapnya.