GresikSatu | Kapal kargo KM Mitra Konawe Pontianak, yang mengalami kandas akibat diduga menabrak karang di Perairan Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, mendapatkan sorotan dari pegiat lingkungan. Salah satunya dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
Direktur Walhi Jatim Wahyu Eka Setyawan mengatakan, keberadaan kapal-kapal yang melewati Bawean ini, harus dievaluasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab, dengan kejadian ini maka akan mengancam ekosistem di Bawean yang memiliki keanekaragaman hayati.
“Serta keberadaan kapal-kapal ini, juga turut berdampak pada biota dan keberadaan karang dan terumbu karang di sana,” ungkapnya, kepada Gresiksatu.com, Senin (27/2/2023).
Selain itu, dampak lainnya akan mengganggu aktivitas ekonomi nelayan tradisional. Untuk itu, sudah seharusnya zona lintas diubah untuk menjauh dari perairan Bawean, serta diperketat kelayakan kapal dan standarisasinya.
“Tentu ini juga menunjukkan pentingnya menetapkan wilayah Bawean sebagai kawasan ekosistem esensial, dan zona tangkap nelayan tradisional untuk melindungi masa depan ekosistem Bawean,” tandasnya memungkasi.
Sekedar diketahui, kapal dengan muatan pupuk tersebut, rencananya akan ke Kalimantan dari Pelabuhan Gresik. Lalu mengalami kecelakaan laut setelah diduga menabrak karang di Perairan Bawean, Jumat dinihari (24/2/2023) sekitar pukul 02.00 WIB.
Kini, kapal muatan pupuk tersebut sedang dilakukan penyelidikan oleh pihak Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Bawean. Bahkan, pihak operator kapal juga menyewa penyelam warga sekitar untuk cek kondisi kapal. Apakah ada kebocoran setelah kapal mengalami kandas.
“Masih proses pemeriksaan. Kami belum bisa memberikan keterangan lebih. Karena saat ini masih diutamakan evakuasi kapal ke tempat yang aman. Termasuk Nahkoda dan ABK kapal,” ungkap Kepala Kantor UPP III Bawean Azwar Anas, Sabtu (25/2/2023). (faiz/aam)