GresikSatu | Angka prevalensi stunting di Kabupaten Gresik yang masih berada pada 15,7 persen menjadi tantangan besar bagi berbagai pihak. Sebab tingginya angka stunting sangat berdampak pada kualitas kesehatan masyarakan Gresik.
Menyikapi problem tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik menggelar diskusi kolaborasi untuk menekan angka stunting di Kota Santri, Selasa (10/12/2024).
Diskusi tersebut dipimpin oleh Ketua PWI Gresik, Deni Ali Setiono, dan dihadiri puluhan anggota PWI.Â
Dalam pemaparannya, Deni mengungkapkan bahwa prevalensi stunting masih tinggi di 22 desa di 9 kecamatan dengan kerentanan paling besar dialami oleh ibu remaja, keluarga miskin, dan keluarga yang terisolasi.
“Penurunan angka stunting ini tidak hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan. Dibutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pendidikan, KBPPPA, dan lainnya. Sebagai jurnalis, peran kami penting dalam memberikan edukasi serta mendorong kebijakan pro stunting,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pemberitaan yang mengedukasi masyarakat, mengangkat cerita sukses dalam penanganan stunting, serta menyoroti pentingnya data valid untuk efektivitas penanganan.
“Kita juga memerlukan data yang valid agar penanganan stunting berjalan secara optimal,” tuturnya.
Diskusi ini juga menekankan upaya pencegahan stunting sejak dini, seperti pengawasan pemberian vitamin kepada remaja serta pencegahan pernikahan dini.Â
Â
Masalah stunting yang kompleks membutuhkan perhatian dan kerja sama lintas sektor agar dapat ditangani secara optimal demi masa depan generasi muda Gresik.Â
“Dengan kolaborasi yang solid, kita optimis bisa menurunkan prevalensi stunting di Gresik hingga mencapai target 10 persen pada tahun mendatang,” pungkasnya.