Disparekrafbudpora Gresik Ajak Siswa Bawean Belajar Sejarah di Museum Sunan Giri

GresikSatu | Ratusan siswa tingkat SMP dan MTs dari Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, mengikuti kegiatan edukasi sejarah bertajuk “Belajar Bersama di Museum Sunan Giri – Edisi Bawean”.

Program ini digagas oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Gresik sebagai upaya menanamkan nilai sejarah dan budaya lokal kepada generasi muda.

Mengenakan aksesori seragam souvenir dari Disparekrafbudpora, para siswa bersama guru pendamping tampak antusias menjelajahi setiap sudut Museum Sunan Giri.

Museum yang berada di kawasan kompleks makam Sunan Giri tersebut menyuguhkan beragam koleksi benda purbakala, foto dokumentasi masa lampau, hingga manuskrip sejarah.

Meskipun harus menempuh perjalanan laut selama sembilan jam menggunakan KMP Gili Iyang dan diguyur hujan saat tiba di Gresik, semangat para siswa dan guru tidak surut.

plt Kadisparekrafbudpora Dra Nuri Mardiana saat memberikan arahan dan berinteraksi bersama para peserta Belajar Bersama di Museum Sunan Giri Gresik (Foto :Faiz /Gresiksatu.com)
plt Kadisparekrafbudpora Dra Nuri Mardiana saat memberikan arahan dan berinteraksi bersama para peserta Belajar Bersama di Museum Sunan Giri Gresik (Foto :Faiz /Gresiksatu.com)

Mereka tetap bersemangat mempelajari sejarah peradaban dan kejayaan Gresik sebagai kota bandar besar di masa lampau.

Setelah dari museum, sebanyak 105 siswa dan guru pendamping melanjutkan kegiatan edukasi di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik.

Di sana mereka menerima pembekalan dari Plt Kepala Disparekrafbudpora Gresik, Nuri Mardiana.

“Sebagai kota yang kaya sejarah dan budaya, Gresik memiliki warisan penting yang wajib diketahui generasi penerus,” ujarnya.

Baca juga:  Gercep, Kadisparekbudpora Gresik Gagas Wisata Religi Terintegrasi

Nuri yang juga menjabat Asisten Administrasi Umum Pemkab Gresik menegaskan pentingnya edukasi sejarah untuk membentuk jati diri bangsa.

“Dengan kegiatan ini, kami berharap siswa bisa mencintai dan bangga terhadap daerahnya. Jangan pernah melupakan sejarah dan budaya, karena itu adalah identitas kita,” pesannya.

Para siswa saat melihat situs dan beberapa lukisan nuansa Bandar Grissee, kawasan Gresik yang menjadi pusat peradaban dan perdagangan di Museum Sunan Giri (Foto :Faiz /Gresiksatu.com)
Para siswa saat melihat situs dan beberapa lukisan nuansa Bandar Grissee, kawasan Gresik yang menjadi pusat peradaban dan perdagangan di Museum Sunan Giri (Foto :Faiz /Gresiksatu.com)

Tak hanya menyusuri koleksi museum, para peserta juga diajak menonton film-film lokal karya pelajar Gresik.

Di antaranya film pendek bertema budaya Bawean dari SMPN 7 Gresik, yang mengangkat pentingnya menjaga tradisi kembali ke surau.

Juga film Gemintang, karya anak Gresik yang berhasil meraih penghargaan di ajang internasional.

Mujiburrohman, guru pendamping dari SMP Umar Mas’ud Bawean, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.

Ia mengaku kunjungan ke Museum Sunan Giri menjadi pengalaman pertama yang sangat bermakna.

“Ini kunjungan pertama kami ke museum. Banyak ilmu sejarah yang kami peroleh. Nantinya akan kami teruskan kepada siswa dan guru lain di Bawean sebagai bahan edukasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator Wilker 5 Bawean Dinas Pendidikan, Sahrani Nur, menyebut kegiatan ini memberikan pengalaman baru bagi siswa dan guru. Ia juga mengapresiasi keberadaan koleksi benda sejarah asal Bawean di Museum Sunan Giri.

Baca juga:  Polisi Tetapkan Satu Tersangka Kasus Nelayan Cantrang Bawean 

“Banyak situs penting di museum ini, termasuk temuan dari Bawean seperti pecahan keramik dan Arca Buddha hasil ekskavasi tahun 2018 oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Ini sangat menginspirasi,” jelasnya.

Kegiatan edukatif ini juga mendapat respons positif dari para siswa. Nur Kholifah (15), siswi kelas XI MTs Ad Dini Al Burdah, mengaku senang bisa mengikuti kunjungan.

“Senang banget, bisa dapat pengalaman dan ilmu baru tentang budaya dan sejarah Gresik,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Aliyah (15), siswi MTs Darus Sholah Desa Lebak, juga mengaku antusias belajar tentang penyebaran Islam yang dibawa Sunan Giri, aksara Jawa, hingga manuskrip kuno.

“Alhamdulillah bisa ikut kegiatan ini. Semoga bisa ke sini lagi lain waktu,” ucapnya penuh semangat.

Sebagai penutup, seluruh peserta diajak menjelajahi Kota Lama Gresik menggunakan Bus Wisata Bandar Grissee. Wisata sejarah ini dibagi dalam empat kloter, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian pengenalan budaya Gresik.

Sebagai kenang-kenangan, para siswa dan guru menerima souvenir edukatif dari Disparekrafbudpora Gresik yang mempromosikan Museum Sunan Giri dan kekayaan budaya Gresik kepada masyarakat kepulauan.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah

Terpopuler

Rekomendasi Berita

Advertisement

Berita Lainnya