GresikSatu | Wabah demam berdarah dengue (DBD) kembali merenggut korban jiwa di Kabupaten Gresik. Dalam dua pekan terakhir, tercatat tiga anak usia sekolah dasar (SD) meninggal dunia.
Terbaru, Kamis (15/5/2025), seorang bocah asal Kecamatan Gresik menghembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat intensif di ruang ICU.
Anak berusia sekitar 10 tahun itu sebelumnya mengalami demam selama lima hari. Ia baru dirujuk ke rumah sakit pada Rabu (14/5/2025), dalam kondisi yang sudah sangat kritis.
Berdasarkan informasi, saat tiba di rumah sakit, pasien sudah memasuki fase dengue shock syndrome (DSS) dengan kadar trombosit yang sangat rendah, hanya sekitar 17 ribu. Kesadarannya pun sudah menurun drastis.
“Sempat dilakukan pijat jantung, transfusi darah, dan pemberian cairan. Tapi tetap tidak tertolong. Meninggal di ICU,” ujar seorang perawat rumah sakit tempat anak tersebut dirawat.
Kematian bocah itu menambah daftar panjang korban meninggal akibat DBD di Gresik sepanjang Mei ini. Sebelumnya, dua anak lainnya juga meninggal dengan kronologi yang serupa.
Salah satunya adalah IA, siswa kelas V SD yang juga mengalami gejala demam. Awalnya, IA dibawa ke rumah sakit swasta di wilayah kota untuk menjalani pemeriksaan. Meski sempat dilakukan tes laboratorium, hasil awal belum mengarah pada DBD.
Karena belum terindikasi DBD, IA kemudian dibawa ke puskesmas. Di sana sempat dirawat dan kondisinya mulai membaik, lalu dipulangkan.
Namun, kondisi IA kembali memburuk beberapa hari setelahnya. Keluarga pun memutuskan membawanya ke RSUD Ibnu Sina pada Minggu (4/5/2025). Sayangnya, saat tiba di rumah sakit, IA dalam kondisi sangat berat.
“Sampai RSUD itu kondisinya sudah berat, jadi langsung masuk ke ICU,” kata Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Ibnu Sina, dr Irma Wesprimawari.
Korban ketiga adalah siswa kelas III SD asal wilayah kota. Anak tersebut langsung dibawa ke rumah sakit tanpa melalui proses rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama. Namun, nyawanya tetap tak tertolong.
“Yang satu langsung ke rumah sakit dan meninggal,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gresik, dr Puspitasari Whardani.
Dinkes Gresik pun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala DBD, khususnya pada anak-anak.
Pemeriksaan dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk hingga berujung kematian.