Fakta-fakta Penyiksaan Anak Yatim di Gresik yang Dilakukan Kakak Tirinya

GresikSatu | Kasus kekerasan yang menimpa EN (11) mendapatkan perhatian banyak orang. Korban yang merupakan anak yatim piatu, menjalani hidup dengan penuh tekanan. Keluarga yang ia harapkan menjadi pelindung dirinya, malah memperlakukannya dengan sangat buruk.

EN kerap diksiksa oleh ER (25) kakak tirinya dan istrinya karena kesalahan-kesalahan sepele. Berikut fakta-fakta kekerasan yang dialami oleh EN, hingga beberapa bagian tubuhnya mengalami luka-luka.

1. Disengat Teflon Panas

Jenis siksaan yang tak diharapkan hampir terjadi setiap hari. Mulai dari kepalanya dibenturkan, dilempar nasi panas, hingga disengat dengan teflon panas. Tak pelak sekujur tubuh sang gadis menempel banyak bekas luka. Bahkan ada luka baru dibagian lengan tangan kanan yang hingga kini belum sembuh.

“Menurut pelaku, kejadian disengat teflon panas saat korban jongkok lalu teflon panas itu ditempelkan di tubuh mungil korban,” kata Ketua Gresik Expresi Iskandar Rasyid, kepada Gresiksatu.com, pada Sabtu (22/10/2022).

2. Disuruh Kerja Sampai Malam

Selain kekerasan fisik, kehidupan EN dengan kakak tirinya sangat memprihatinkan. EN yang merupakan anak yatim piatu diamanfaatkan sebagai sumber rupiah bagi ER dan istrinya. EN bahkan dipaksa bekerja menjaga pom bensin dan menjadi tukang tambal ban.

Padahal gadis seusia EN biasanya menghabiskan waktunya dengan bermain bersama teman sebaya dan belajar. Namun kenyataan tak sesuai harapan. EN setiap hari sepulang sekolah, harus bekerja agar terhindar dari siksaan dari kakak tirinya.

“Kasihan betul melihatnya. Setiap harinya, korban ini berangkat sekolah pagi-pagi dari rumah tanpa sarapan. Biasanya ia disediakan sarapan dari orang tua temannya di sekolah,” terag Ketua RT Budiono.

“Ketika pulang, tidak langsung makan, harus bekerja sampai jam 10 malam. Kadang makan siangnya diganti pada jam 1 malam,” tambahnya.

3. Hasil Uang Santunan Tak Diberikan Korban

Tak hanya ekpolitasi anak, ER sebagai kakak tirinya dan pengasuhnya, diduga telah merampas apa yang menjadi hak  EN. Seperti sumbangan donator yang mestinya sebagai penunjang hidup dan pendidikan EN, malah tak diberikan sama sekali. Budiono menuduh, sumbangan donator dimakan sendiri oleh ER besama istrinya.

“Banyak yang kasihan. Nyumbang ke EN sebagai donator biaya keperluan setiap harinya. Tapi sama ER uang itu diminta dan tak diberikan,” paparnya.

4. Korban Tak Lagi Tinggal Bersama Kakak Tiri

Setelah terbongkar kasus kekerasan yang menimpa EN, kini gadis yang masih duduk di bangku kelas 6 itu tak lagi tinggal bersama kakak tirinya. EN saat ini hidup bersama Ketua RT setempat untuk sementara waktu. Hal ini dimaksudkan agar terciptanya rasa aman dalam diri EN setelah mengelami beberapa kekerasan fisik dan mental.

5. Pelaku Mengaku Melakukan Kekerasan

Munculnya kasus ini sempat membuat heboh warga sekitar. Mereka meminta kasus ini diusut tuntas. Al-hasil, pengurus RT/RW setempat beserta PPA Pemkab Gresik dan Komunitas Gresik Ekpresi selaku pertama yang mngusut kasus, memanggil ER bersama istrinya. Di sana pelaku dimintak keterangan terkait kejadian kekerasan yang dilakukannya kepada EN adik tirinya.

“Saat ditanya alasanya kenapa melakukan kekerasan, ER mengkau jika bapaknya dulu semasa hidup, pernah melakukan hal sama kepada dirinya. Jelas itu tak bisa dibenarkan,” jelas Budiono. (aam)

Reporter:
Tim Gresik Satu
Editor:
Tim Gresik Satu
Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres