Forum Selisik Diri Ajak Perempuan Gresik Ekspresikan Keresahan Lewat Make Up Bekas

GresikSatu | Dalam rangka memperingati International Women’s Day 2025, Forum Selisik Diri—komunitas perempuan Gresik—menggelar acara seni ekspresi unik di Cafe Sualoka Hub, Gresik, Minggu (9/3/2025).

Mengusung tema Dari Layar ke Kertas: Kesetaraan Menggema!, kegiatan ini mengajak perempuan menyalurkan keresahan mereka melalui seni melukis menggunakan make up bekas.

Penggagas Forum Selisik Diri, Fatwa Amalia, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan memberikan ruang bagi perempuan untuk menyuarakan pengalaman dan perasaan mereka dengan cara yang tidak biasa.

“Kami ingin perempuan memiliki sarana untuk menyalurkan emosi dan refleksi diri mereka, serta mengajak mereka lebih sadar akan isu-isu sosial yang kerap dihadapi,” ujarnya.

Para peserta diajak menuangkan keresahan mereka ke atas kanvas menggunakan berbagai produk kecantikan yang sudah tidak terpakai, seperti lipstik, foundation, dan eyeshadow.

Baca juga:  Kiai Cabuli Santriwati di Bawean Gresik Ditetapkan Tersangka

Fatwa menyebutkan bahwa teknik ini bukan sekadar ekspresi seni, tetapi juga bentuk kritik terhadap standar kecantikan yang sering kali membatasi kebebasan perempuan.

“Kita bisa menuangkan keresahan dan harapan kita di selembar kertas putih, lalu menceritakan kembali kepada sesama. Ini menjadi bentuk refleksi dan dukungan antarperempuan,” tambahnya.

Menyuarakan Kesetaraan Lewat Film

Setelah sesi melukis, acara dilanjutkan dengan pemutaran film pendek Salah Melihat Jalan Surga (2019) karya Gresiknesia.

Film ini mengangkat persoalan objektifikasi perempuan dari tiga sudut pandang: seorang pekerja seks komersial, perempuan yang mengalami kehamilan di luar nikah, dan perempuan yang mendambakan anak.

Menurut Fatwa, film ini menggambarkan bagaimana perempuan kerap menghadapi tekanan dari berbagai sisi—baik sosial, budaya, hingga ekonomi.

Baca juga:  Ditinggal ke Luar Kota Rumah di KBD Driyorejo Gresik Dibobol Maling, Perhiasan Senilai Rp 33 Juta Raib

“Kita melihat bagaimana tuntutan terhadap perempuan begitu besar, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam sistem yang ada. Ketidakadilan ini begitu sistemik,” pungkasnya.

Salah satu peserta, Hilda Azhura, mengaku mendapatkan perspektif baru dari acara ini. Ia menilai film tersebut merefleksikan bagaimana ketimpangan gender terjadi dalam berbagai aspek kehidupan.

“Semoga forum ini terus berkembang dan menjadi ruang bagi perempuan di Gresik untuk berekspresi, berbagi pengalaman, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan,” ujarnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler