Hasil Belajar Komposisi di Gelar Karya Smanusa

Sebuah ruang kelas disulap untuk ruang pameran seni rupa danfotografi. Di ruang itu, kain hitam menutup dinding, sketsel, dan meja. Barangkali fungsi kain hitam sekadar alas bagi karya yang dipajang. Tapi, berkat sorotan pencahayaan lampu, fungsi kain hitam bukan sekadar alas saja, justru kain hitam seolah memendarkan suasana lain pada karya yang dipamerkan. Suasana lain yang seolah menyapa sepasang mata.

Saya mencatat karya yang dipamerkan adalah lukisan dan fotografi. Khusus lukisan, saya melihat penggunaan ragammedia yang berbeda, antara lain: kanvas, keramik, tote bag, hingga caping. Lalu, saya mengetahui bahwa karya yang dipamerkan adalah hasil belajar peserta didik kelas X SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik (Smanusa). Karya yang dipamerkan kepada khalayak umum itu merupakan salah satu agenda Gelar Karya Smanusa (18 – 22 Mei 2022).

Karya lukisan dengan beragam media hasil belajar peserta didik kelas X SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
Foto: Aji (2022)

Saya menikmati satu per satu karya yang dipamerkan di ruangan itu. Kebanyakan pengkarya (peserta didik kelas X Smanusa) menghadirkan pemandangan sebagai tema karya lukisan, misal: gunung, laut, atau sabana. Untuk tema karya fotografi, pengkarya seolah mengolah makna persuasif. Artinya, karya yang dipamerkan (fotografi) menonjolkan pesan dan citra dari objeknya untuk memikat penikmat.

Karya

Karya yang dipamerkan pengkarya adalah hasil proses belajar mereka selama semester dua. Setiap karya pun terlihat proses belajar mereka dalam mengenal komposisi, misal: warna, bentuk, ukuran, hingga ruang. Selain itu, jika menyimpulkanbagaimana posisi sudut pandang penciptaan karya lukisan daribeberapa pengkarya, saya merasa bahwa mereka menyukaipengamatan yang jauh. Jadi, saya mafhum ketika menemukan tema pemandangan di setiap karya yang dipamerkan.

Karya lukisan kolaborasi dari Nur Arin Ramadhani dan Farah Zahra
Foto: Aji (2022)

Salah satu karya yang dipamerkan terasa unik bagi saya adalahkarya lukisan kolaborasi dari Nur Arin Ramadhani dan Farah Zahra. Lewat karya lukisan kolaborasi itu, saya melihat dua bidang saling menyatu ketika disandingkan. Jika karya lukisan kolaborasi itu dipisah, dua bidang dapat berdiri sendiri. Saya merasa bahwa karya lukisan kolaborasi itu mengandung proseskerja sama dan kesepakatan dalam menentukan komposisi. Saya membayangkan bagaimana dua pengkarya ini berdiskusi memilih tema pemandangan, bentuk gunung, ruang lanskap, hingga warna yang hampir senada. Saya menelisik bahwa Nur Arin Ramadhani ingin menampilkan suasana pagi (terlihat gambar matahari); sedangkan Farah Zahra ingin menampilkan suasana malam (terlihat gambar bulan).

Karya lukisan dari Nazalia R
Foto: Aji (2022)

Selain itu, ada karya lukisan yang mencoba bermain bentuk sebagai dekorasi di bidangnya, seperti karya lukisan dari Nazalia R. Saya menemukan bentuk sebagai dekorasinya, seperti:repetisi garis lengkung warna biru yang menyiratkan ombak;peletakan gambar pohon, vas, bulan, matahari; serta keberanian membiarkan kosong tanpa warna di bagian bidangnya. Karya lukisan Nazalia R seolah memperlihatkan kepada saya perihal pemandangan pulau dari bilik bangunan di pantai.

Karya lukisan dari Diah Ayu G (gambar A), Alviana Endah (gambar B), dan Satria Yudha P (gambar C)
Foto: Aji (2022)

Ada juga karya yang mencoba bermain warna, seperti karya lukisan dari Diah Ayu G, Alviana Endah, dan Satria Yudha P. Permainan warna dari tiga pengkarya ini terlihat dari pengaturan warna yang hampir senada dan gradasi warna. Saya merasapermainan warna tersebut meletupkan emosi perihal kesendirian. Jika mengamati gambaran karya lukisan dari tiga pengkarya ini, saya melihat jelas bahwa Diah Ayu G melukis pemandangan tebing; Alviana Endah melukis pemandangan pantai; dan Satria Yudha P melukis pemandangan gunung.

Karya fotografi hasil belajar peserta didik kelas X SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
Foto: Aji (2022)

Pada karya fotografi, saya menikmati bagaimana potret dan lanskap menampilkan objek makanan. Saya mengira pengkarya begitu mahir mengaplikasikan kamera dengan teknik fotografi.Selain itu, saya mengira lagi, ada kemahiran lain (penataanobjek makanan, pencahayaan, serta warna) sehingga hasil foto tampak memikat. Hasil foto juga terasa memunculkan pesan dan citra dari objek makanan kepada sepasang mata.

Karya-karya di atas adalah sebagian dari karya yang dipamerkan peserta didik kelas X Smanusa. Saya begitu kagum karenaSmanusa memberikan ruang bagi mereka (peserta didik) untuk memamerkan hasil proses belajarnya kepada khalayak umum. Saya kira pemberian ruang bagi mereka begitu penting demimemupuk kreativitas dan keberanian berkarya.**

Catatan: Kolom Sastra GresikSatu diasuh oleh penyair dan penikmat seni rupa Aji Saiful Ramadhan yang tinggal di Gresik.

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres