GresikSatu | Grup musik anak Ibu Sud Hari Ini kembali menebarkan pesan cinta lingkungan melalui perpaduan seni musik dan literasi.
Bertempat di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik, Minggu (29/6/2025), mereka meluncurkan buku perdana berjudul Pohon Terakhir Leda sekaligus menggelar konser musik anak bertema alam.
Acara bertajuk Ekraf Akhir Pekan: Launching Buku dan Konser Musik ini menjadi ruang kolaborasi antara Pemkab Gresik, Humanis, Selisik Diri, Walhi Jawa Timur. Ratusan penonton dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga pegiat lingkungan, turut hadir memeriahkan kegiatan.
Peluncuran buku Pohon Terakhir Leda menjadi momen istimewa dalam rangkaian acara. Buku ini ditulis oleh Fatwa Amalia, sosok yang juga menjadi penulis lirik lagu-lagu Ibu Sud Hari Ini. Ia menyebut cerita dalam buku terinspirasi dari interaksi langsungnya sebagai seorang guru.
“Buku ini lahir dari kegelisahan saya sebagai pendidik. Anak-anak sering bertanya hal sederhana tapi menyentuh, seperti ‘Bu, kalau pohon habis, bagaimana?’ Dari situ saya sadar pentingnya mengenalkan isu lingkungan sejak dini,” ujar Fatwa di hadapan audiens.
Tokoh utama dalam buku, Leda, digambarkan sebagai anak perempuan difabel yang berjuang menyelamatkan pohon terakhir di lingkungannya. Fatwa menambahkan, Leda bukan hanya karakter fiksi, tetapi simbol harapan bagi kelompok yang selama ini jarang diberi ruang bersuara.
“Leda adalah simbol anak-anak, perempuan, dan teman-teman disabilitas yang mampu menjadi penggerak perubahan,” lanjutnya.
Peluncuran buku dilanjutkan dengan konser musik anak bertema alam. Grup Ibu Sud Hari Ini membawakan sejumlah lagu seperti Nyanyian Alam dan Hutan Bernyanyi, yang syairnya menyatu dengan pesan buku. Suasana penuh semangat dan riang memenuhi aula GNI saat anak-anak ikut menyanyi dan menari.
Ketua Read Aloud Gresik, Wahyuning Tria, yang hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi karya Fatwa dan tim. Menurutnya, buku dan lagu menjadi kombinasi kuat untuk menanamkan kesadaran lingkungan secara menyenangkan.
“Saya merasa terhanyut membaca Pohon Terakhir Leda. Emosi anak-anak dibawa naik turun, dari senang hingga haru. Karya ini harus terus berlanjut karena pesannya sangat penting: menjaga alam bisa dimulai dari hal kecil,” ucap Wahyuning.
Sementara itu, perwakilan Walhi Jawa Timur, Muhammad Jibril, menggarisbawahi pentingnya peran keluarga dalam membentuk kebiasaan peduli lingkungan sejak usia dini.
“Kalau anak sejak kecil sudah dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, atau mencintai tanaman, itu akan menjadi karakter sampai dewasa. Keluarga adalah akar dari semua gerakan perubahan,” katanya.
Rencananya, Pohon Terakhir Leda tidak akan menjadi karya tunggal. Grup Ibu Sud Hari Ini menyiapkan kelanjutan serial buku dan lagu bertema lingkungan yang saling terintegrasi. Setidaknya akan ada empat lagu yang dirancang mengikuti alur cerita dan nilai-nilai dari buku.
Melalui konser dan buku, Ibu Sud Hari Ini berharap dapat memperluas jangkauan pesan cinta alam ke lebih banyak anak-anak dan keluarga di Indonesia. Upaya ini sekaligus menegaskan bahwa seni bisa menjadi medium efektif dalam membangun kesadaran lingkungan yang kuat dan inklusif.