GresikSatu | Kabupaten Gresik dikenal sebagai daerah dengan tradisi keislaman yang begitu kental. Sejumlah tradisi menjelang dan selama bulan Ramadan menjadi penanda hadirnya bulan suci di Gresik.
Masyarakat setempat masih melestarikan tradisi tersebut secara turun-temurun sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan agama.
Berikut lima tradisi khas Gresik yang menandai datangnya bulan Ramadan:
1. Brahatan di Desa Suci dan Manyar Sidomukti

Tradisi Brahatan adalah bentuk ungkapan rasa syukur dan doa dalam menyambut Ramadan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Suci dan Manyar Sidomukti, Kecamatan Manyar.
Dalam tradisi ini, warga membawa ancak atau sesaji berupa tumpeng, lauk-pauk, dan aneka makanan lainnya ke masjid atau tempat tertentu untuk didoakan bersama. Setelah prosesi doa, makanan tersebut dibagikan dan dinikmati secara bersama-sama oleh warga.
Brahatan bukan sekadar tradisi, tetapi juga menjadi momen mempererat kebersamaan masyarakat dalam menyambut bulan penuh berkah. Kegiatan ini biasanya diiringi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an serta doa agar Ramadan membawa keberkahan bagi seluruh warga desa.
2. Padusan di Tlogopojok

Padusan adalah tradisi membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadan. Di Gresik, tradisi ini masih dilakukan di beberapa daerah, salah satunya di Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik.
Dalam tradisi ini, warga berbondong-bondong melakukan ziarah ke makam keluarga untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia.
Selain berdoa, peziarah juga membawa kembang tujuh rupa seperti sedap malam, melati, mawar, dan kenanga untuk ditaburkan di atas makam. Tradisi ini mencerminkan pentingnya hubungan spiritual antara yang masih hidup dengan leluhur mereka.
Dalam tradisi padusan juga ada satu kuliner khas yang hanya bisa dijumpai sebelum masuk ke dalam makam. Namanya Sego Kuning Kapal.
Sajian Sego Kuning Kapal merupakan kuliner unik dengan wadah berbentuk kapal yang siap berlayar. Warnanya yang memikat membuat banyak orang ingin mencicipi kelezatannya.
Sego Kuning Kapal terdiri dari nasi kuning yang dicampur dengan sedikit ketan, tempe orek, dadar telur, dan telur puyuh. Dibaluri bawang goreng serta sedikit cabai merah agar terlihat cantik.
3. Sanggring di Gumeno

Warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, melestarikan tradisi Sanggring, yakni memasak kolak ayam setiap malam 23 Ramadan.
Tradisi ini bermula dari kisah Kanjeng Sunan Dalem atau Sunan Giri I yang mengalami sakit dan tidak kunjung sembuh. Hingga akhirnya dibuatlah ramuan berupa kolak bercampur ayam sebagai obat. Setelah memakan sajian tersebut, Sunan Dalem akhirnya sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa.
Makanan khas ini terdiri dari ketan, santan, jinten, bawang daun, gula merah, serta ayam kampung. Kuliner unik ini hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadan dan menjadi bagian dari sejarah panjang budaya Islam di Gresik.
4. Malam Selawe di Giri
Malam Selawe atau malam ke-25 Ramadan adalah tradisi yang hanya berlangsung di kawasan Makam Sunan Giri. Pada malam ini, ribuan peziarah dari berbagai daerah datang untuk berdoa dan mencari berkah di makam wali besar tersebut.
Masyarakat percaya bahwa Malam Selawe memiliki keistimewaan tersendiri dan menjadi waktu yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sepanjang malam, suasana di sekitar makam dipenuhi dengan lantunan doa dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
Selain berziarah, pengunjung juga dapat menikmati berbagai jajanan khas yang dijual di sekitar area makam. Tradisi ini telah menjadi bagian dari wisata religi yang terus berkembang di Gresik.
5. Pasar Bandeng dan Kontes Bandeng Kawak

Salah satu tradisi Ramadan paling populer di Gresik yang jatuh pada malam 27-28 Ramadan adalah Pasar Bandeng dan Kontes Bandeng Kawak.
Pasar Bandeng merupakan pasar musiman yang hanya digelar menjelang Lebaran, di mana warga berburu ikan bandeng untuk hidangan khas Idulfitri. Sementara itu, Kontes Bandeng Kawak adalah ajang perlombaan mencari ikan bandeng terbesar dan terbaik.
Bandeng kawak (bandeng berukuran besar) yang memiliki berat hingga belasan kilogram menjadi primadona dalam kompetisi ini dan dapat meraih hadiah puluhan juta rupiah.
Tradisi ini berawal dari kebiasaan Sunan Giri yang membagikan bandeng kepada santrinya saat Lebaran. Kini, acara ini telah menjadi bagian dari identitas budaya Gresik dan selalu dinanti oleh masyarakat maupun wisatawan.
Berikut Tradisi-tradisi Ramadan di Gresik mencerminkan kekayaan budaya dan spiritual masyarakatnya dalam menyambut bulan suci. Dari Brahatan hingga Pasar Bandeng, setiap tradisi memiliki makna tersendiri yang diwariskan secara turun-temurun. Hal ini tidak hanya memperkuat nilai keagamaan, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang unik bagi Gresik.