Internasionalisasi Kader Nasyiyah Berkemajuan, Gubernur Jatim Buka Musywil Ke XII di Gresik

GresikSatu | Mewujudkan regenerasi pemimpin Nasyiyah yang amanah, inovatif dan kreatif, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka Musyawarah Wilayah XII Nasyiyatul Aisyiyah Jawa Timur di Hall Sang Pencerah, Universitas Muhamadiyah GKB Gresik, Sabtu (6/5/2023) kemarin.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh PW NA Jatim tersebut bertema Perempuan Muda Berkemajuan Menguatkan Peradaban. Terdapat 4 indikator perempuan berkemajuan, diantaranya : Bertaqwa, Beriman, Berilmu, dan Beramal sholeh.

Ketua Pimpinah Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Dr Sukadiono mengungkapkan selain indikator tersebut, ada tambahan dalam upaya menuju Perempuan Muda Berkemajuan, yaitu Communication skill, Confidence, dan Sinergi. Kapasitas komunikasi di atas rata-rata serta kepercayaan diri tinggi dapat mempermudah membangun jejaring.

“Nasyiyah memiliki visi misi yang selaras dengan Jatim yakni islam berkemajuan. Bu Khofifah sebagai salah satu inspirator membawa Jatim bangkit, para kader akan siap membantu dalam melaksanakan program pemerintah. Bukan hanya Gubernurnya perempuan berkemajuan, masyarakatnya juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiah Rifa’atul Mahmud menjelaskan Musywil merupakan agenda penting untuk mendukung progresifitas, kegiatan yang memuat pemilihan pimpinan baru tersebut menjadi proses kesinambungan kaderisasi menuju progresifitas atau kemajuan gerakan NA.

“Selain didukung pimpinan yang maju, juga didukung inovasi program seperti gerakan eko green atau eko bhineka di Banyuwangi,” terangnya.

Pada Muktamar 2022 di Bandung, NA memiliki landasan kebijakan Menggiatkan gerakan dakwah dan advokasi yang responsif berkeadilan sosial melalui kristalisasi nilai provetik serta membentuk karakter kader berwawasan global menuju internasionalisasi NA.

“Untuk memperlebar sayap dakwah, Nasyiah memiliki cita-cita internasionalisasi sebagai agenda pokok kepentingan rakyat. NA diharapkan menjadi pribadi yang berwawasan global dan berkemajuan dilandaskan Muhammadah (Risalah islam berkemajuan),” imbuhnya.

Sejalan dengan itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari termasuk RA Kartini memiliki satu guru yakni Kiai Soleh Darat. Ada banyak pertemuan pikiran gerakan antara NU dan Muhammadiyah. Termasuk dalam posisi sama-sama meningkatkan amal usaha.

“Salah satu indikator berkemajuan yakni (Al yadul Ulya khoirun minal yadissufla) Amal usaha terkait gerakan ekonomi harus didorong agar dampaknya berjalan signifikan. Muhammadiyah melakukan proses pembibitan luar biasa, dari penguatan dakwah bil lisan, bil kitab, bil hal, hingga bil maal menjadikannya sebagai lapisan ortom yang saling menguatkan,” jelasnya.

“Semoga dengan Musywil dapat mengintegrasikan pikiran-pikiran strategis serta programnya untuk periode akan datang. Membawa Muhammadiyah berkemajuan,” pungkasnya. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres