GresikSatu | Yayasan Gang Sebelah kembali menggelar kegiatan budaya dalam menjaga warisan Kota Gresik bersama salah satu seniman Gresik, M Anhar Chusnani.
Kali ini, mereka mengajak generasi muda untuk merakit Damar Kurung dalam rangkaian program pameran bertajuk The Jumping City yang berlangsung di Galeri Loteng Kemasan, Sualoka Hub, Jalan Nyai Ageng Arem-Arem Gang III No 20, Kampung Kemasan, Gresik.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami dan terlibat dalam aksi pelestarian budaya, terutama dalam menjaga eksistensi Damar Kurung sebagai ikon khas Gresik,” ungkap M Anhar Chusnani, kelompok G1R1 DK (Gerakan Satu Rumah Satu Damar Kurung).
Anhar telah menginisiasi langkahnya selama beberapa tahun ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, agar Damar Kurung kembali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dimulai dengan menggantikan lampu kerlap-kerlip yang biasa digunakan saat perayaan tertentu menjadi Damar Kurung.
“Saat ini kita tidak hanya menjual damar kurung yang sudah jadi, tapi juga paket yang bisa dirakit sendiri dengan biaya Rp25.000 per paket. Peserta bisa langsung belajar merakit Damar Kurung sambil mempelajari makna filosofi di balik tradisi tersebut,” tuturnya.
Tren Damar Kurung sendiri mulai kembali diminati sejak tahun 2022. Penjualannya meningkat drastis, terutama di bulan Agustus dan Ramadan, dengan total pesanan yang bisa mencapai lebih dari 1000 unit.
Bahkan saat ini di berbagai toko pigura, Damar Kurung mulai banyak dijual sebagai bagian dari dekorasi rumah dan koleksi seni. Pesanan pun tak hanya datang dari dalam kota, tetapi juga dari luar daerah, salah satunya Kalimantan.
“Selain aspek budaya, damar kurung juga membawa dampak positif terhadap pemberdayaan ekonomi warga, khususnya di Sidokumpul. Beberapa warga kami ajari cara merakit Damar Kurung, sehingga mereka bisa menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan,” jelasnya.
Selain itu, Anhar juga menyediakan template Damar Kurung yang bisa langsung dicetak dan digunakan. Lengkap dengan tutorial perakitannya sehingga masyarakat dapat lebih mudah membuatnya sendiri di rumah.
“Tujuan utama saya adalah agar damar kurung ini bisa tetap lestari. Kalo nggak bisa beli, kita bisa bikin sendiri, bahannya juga mudah,” pungkasnya.