GresikSatu | Penganugerahan gelar pahlawan nasional bukanlah suatu penghormatan yang diberikan dengan mudah, terutama kepada individu yang telah meninggalkan dunia sebelum jejak prestasinya terukir dalam catatan sejarah.
Prestasi ini melibatkan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia dan semangat juang dalam mempertahankan tanah air. Mereka bahkan terdeteksi dalam pertempuran 10 November yang setiap tahunnya dirayakan Hari Pahlawan Nasional.
Mereka, sebagai teladan dan sosok inspiratif, menjadi panutan bagi generasi mendatang. Pengorbanan waktu, pikiran, dan tenaga yang mereka berikan hingga kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.
Siapakah lima tokoh pahlawan nasional pejuang kemerdekaan yang berasal dari Gresik, dan bagaimana kisah perjuangan mereka? Mari simak:
Moh Oesman atau yang lebih dikenal dengan nama Usman Sadar adalah tokoh asal Gresik yang memiliki sumbangsih terhadap berdirinya NKRI.
Ia merupakan anggota Laskar Sabilillah yang dipimpin oleh Maskoen Asjari. Usman gugur di medan perang akibat tertembak saat mencoba memasukkan granat ke tank dalam agresi pasukan Belanda di Gresik.
Makamnya tidak berada dalam kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP). Namun terletak di Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Sebagai pahlawan revolusi, namanya juga dijadikan sebagai nama jalan di Kota Gresik.
2. Harun Thohir
Kopral Anumerta Harun Said atau yang terkenal dengan nama Harun Thohir adalah tokoh asal Gresik yang mampu menggemparkan Singapura.
Bagaimana tidak, ia berhasil meledakkan Mac Donald House di Orchid Road yang berada di pusat Kota Singapura sehingga menyebabkan kekacauan besar.
Sebelum melaksanakan eksekusi hukuman mati, ia harus merasakan jeruji selama 3 tahun hingga jasadnya disemayamkan di Pulau Bawean, Gresik. Namanya harum sebagai Bandar Udara di Bawean dan nama jalan di pusat area Kota Gresik.
Ada banyak kisah heroik pejuang kemerdekaan mengusir para penjajah. Salah satu kisah menarik yakni dari Kapten Darmo Sugondo, penghimpun pasukan sipil Kota Gresik.
Pasukan tersebut tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kapten Darmo Sugondo memimpin pasukan batalyon 3 BKR Gresik dengan basis perjuangannya di Kalitangi Segoromadu atau perbatasan antara Gresik dan Surabaya.
Namun sayangnya, dalam peperangan itu Darmo terkena tembakan dan dilarikan ke daerah Lamongan. Darmo kemudian menghimpun kekuatan di Sidayu hingga akhirnya mampu meruntuhkan tentara Sekutu.
Makam Darmo terletak di Makam Pahlawan, Kalibata Jakarta. Karena jasanya, nama Darmo dijadikan nama jalan dibeberapa kota antara lain : Gresik, Mojokerto, dan Sumatra Selatan.
Kapten Dulasim adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan di Gresik bergabung Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi TNI.
Ia diistirahatkan di Taman Makam Pahlawan dengan tulisan nama jelas pada salah satu batu nisan. Namanya juga tertulis sebagai nama jalan di Kota Gresik.
5. Akim dan kayat
Akim dan Kayat adalah dua sahabat pejuang kemerdekaan dari kota Gresik yang kisahnya tidak terendus sejarah. Keduanya melakukan konfrontasi dan dinyatakan meninggal bersama saat terjadi pertumpahan darah di medan juang kemerdekaan.
Belum ditemukannya tempat peristirahatan terakhirnya sampai saat ini. Bahkan, tidak tertulis satupun rekam sejarahnya di naskah pejuang. Namun namanya eksis diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Kota Gresik. (ovi/aam)