GresikSatu | Di tengah keterbatasan ruang imajinasi dan perhatian terhadap dunia anak, hadir sebuah komunitas sosial bernama Kampung Dongeng Gresik yang menyuguhkan pendidikan dengan cara yang lebih menyenangkan yakni lewat dongeng.
Kampung Dongeng merupakan gerakan nasional yang tersebar di seluruh Indonesia dan kini telah resmi hadir di Gresik sejak bulan Maret 2025.
Digagas oleh Fatwa Amalia bersama sejumlah relawan muda dari kalangan pelajar hingga mahasiswa, Kampung Dongeng Gresik bergerak aktif menyebarkan semangat belajar melalui cerita dan lagu-lagu edukatif, terutama yang sarat pesan lingkungan.
“Selama ini perhatian kepada dunia anak masih minim. Padahal mereka juga butuh ruang untuk tumbuh, berekspresi, dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Karena itu, kami hadir melalui dongeng,” ungkapnya, Selasa (17/6/2025).
Mereka secara rutin mengadakan roadshow ke berbagai sekolah. Dalam dua bulan terakhir, Kampung Dongeng Gresik telah menyambangi sepuluh sekolah di berbagai penjuru Gresik, mulai dari UPT SDN 163 Gresik hingga MI Islamiyah Pengulu Sidayu.
Setiap kunjungan mereka disambut antusias, bukan hanya oleh siswa, tapi juga para guru dan orang tua.
“Kita melakukan roadshow keliling ke sekolah-sekolah. Memberikan dongeng gratis ke anak karena selama ini perhatian kepada dunia anak masih kurang,” terangnha.
Selain itu, mereka juga memiliki program unggulan yakni Pekan Ceria. Dimana para relawan memberikan dongeng gratis di ruang publik yang diadakan minimal satu kali setiap bulan.
Selain berbagi cerita dengan anak-anak, mereka juga menyisipkan pesan-pesan penting seperti nilai keluarga, toleransi, hingga kesadaran lingkungan.
Menariknya dongeng-dongeng yang dibawakan tidak hanya cerita klasik, tapi juga karya orisinal yang dibuat sendiri oleh Fatwa Amalia dan tim.
Misalnya dongeng berjudul Jangan Tebang Pohon, Dongeng Itu Bernyawa, yang terintegrasi dengan lagu-lagu bertema krisis iklim. Anak-anak tak hanya diajak tertawa dan larut dalam cerita, tapi juga belajar mencintai bumi sejak dini.
“Kami percaya bahwa dongeng bisa menjadi jembatan untuk membentuk karakter anak. Apalagi jika isinya relevan dengan isu-isu saat ini, seperti krisis iklim dan pentingnya menjaga lingkungan,” tuturnya.
Para relawan tidak hanya bertugas membacakan cerita, tapi juga dilatih untuk mengolah ekspresi, suara, dan teknik bercerita yang menarik bagi anak-anak.
“Setiap anak berhak tumbuh dengan cerita dan saya berharap ada cerita indah yang hidup di hati anak-anak,” pungkasnya.