Kenali Penularan Gejala HIV, Akibat Hubungan Sesama Lelaki

GresikSatu | Gejala penularan human immunodeficiency virus (HIV) sebab hubungan sesama lelaki (LSL) menjadi perhatian. Pasalnya hubungan tak umum ini ditengarai menjadi salah satu penyebab tingginya kasus HIV/Aids di Gresik.

Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Puspitasari Whardani, penularan HIV sebab LSL itu karena terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh pasien HIV yaitu sperma. 

“Jadi penularannya, ada kontak langsung dengan cairan tubuh pasien HIV yaitu cairan sperma,” ucapnya, Kamis (22/9/2022). 

Selain itu penularan virus HIV terbayak dari darah, dan air susu ibu (ASI). Dengan demikian, kasus pasien positif HIV paling banyak penularannya dari tiga tempat tersebut. “Sperma, darah dan ASI,” ucapnya. 

Bagaimana proses penularannya, lanjut dokter umum itu. Penularan virus HIV itu melalui hubungan seksual yang berganti – ganti pasangan. Juga bisa melalui dari ibu yang  menderita HIV ke bayinya selama dalam kandungan atau lewat ASI. 

“Jadi pada ibu hamil, saat ANC (Antenatal Care) atau pemeriksaan di Puskesmas, program yang diwajibkan skrining HIV, sifilis dan hepatitis B. Jadi kalau saat hamil pernah kontrol ke Puskesmas, InsyaAllah ibu hamil sudah diperiksa dari tiga penyebab tersebut,” jelasnya.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]

Selain itu, penularan HIV juga datang dari penggunaan jarum suntik secara bergantian dan tidak steril. Mislanya, jarum tato yang dipakai gantian.

“Kita tidak tau riwayat kesehatan penggunanya, juga bisa melalui suntik pagi pemakai Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya.(Napza) itu. Bisa juga ada penularan dari benda tersebut,” papar dokter lulusan Unair itu. 

Selama ini, tambah dokter umum untuk pasien HIV sebab faktor LSL. Didapati dari penggalian lebih lanjut tenaga kesehatan pada pasien HIV yang ditemukan.

“Jadi bila nakes memeriksa pasien dan dia (pasien) positif HIV, maka akan digali lebih lanjut apa faktor resikonya. Tindakan -tindakan apa yang memungkinkan pasien tersebut tertular HIV,” tambah Mantan Kepala Puskesmas (Kapus) Sukomulyo. 

Untuk itu, pihaknya sangat menekankan pencegahan penularan virus HIV ini. Karena sekali pasien positif HIV, maka diperlukan pengobatan seumur hidup. Untuk mencegah agar tidak menjadi AIDS. 

“Sehingga yang paling utama adalah pencegahan agar tidak sampai tertular HIV,” pungkasnya. 

KPA Gresik : Kemenkes Target 2030 Indonesia Bebas HIV-AIDS 

Semenatara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Gresik dr Adi Yumanto mengatakan, pengendalian HIV target dari Kemenkes pada tahun 2030 Indonesia bebas kasus HIV-AIDS. Dengan program 0,0,0. (triple nol). Nol yang pertama tidak ada kasus HIV, nol kedua pasien AIDS tidak ada yang meninggal, nol yang ketiga stop stigmatisasi kepada pasien positif HIV. 

“Untuk mencapai target dari program tersebut. Kami melakukan strategi “Fast Track” ( Jalur cepat) 90, 90, 90, (triple 90). 90 persen harus menemukan pasien positif HIV di Gresik, 90 persen dari pasien yang sudah ketemu harus diberi obat, kemudian 90 persen harus patuh, dan teratur minum obat,” ucapnya. 

Selama ini, tambah dia pencegahan yang sudah dilaksanakan menerapkan strategi A, B, C, D, E. Yakni, A abstinence (tidak berhubungan seksual, dan menghindari hubungan seks bebas). B be faithful (setia pada pasangan dan tidak ganti pasangan).

Kemudian C pemakaian kondom (memakai kondom saat berhubungan seksual beresiko. D Drug tidak mengonsumsi narkoba suntik. E uducation mengedukasi kepada masyarakat yang beresiko. Semua masyarakat. Khusunya pemuda pemudi. 

“Yang paling utama adalah yang A dan B,” jelasnya. 

Diakuinya, Jatim sendiri menjadi wilayah yang tertinggi. Diantara provinsi di Indonesia. “Termasuk Gresik juga masih tinggi,” imbuhnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres