Kisah Andri Bagus Sugiarto Tukang Pijat Tunanetra Gresik Peraih Medali Emas

GresikSatu | Andri Bagus Sugiarto merupakan seorang Tukang Pijat Tunanetra peraih medali emas dari cabang olahraga atletik lari. Kekurangannya dalam penglihatan tidak menyurutkan nyalinya untuk tetap bersinar dalam gelap.

Kisah bermula saat Andri Bagus Sugiarto menginjak sekolah SMP, diakibatkan alergi produk obat membuat kedua bola matanya tidak dapat lagi difungsikan dengan baik. Tahun 2005 menjadi catatan kelam untuk seorang bocah malang.

“Rasanya seperti mimpi, tiba-tiba mata bengkak dan hidung mengucurkan banyak darah. Dampak besarnya adalah kelopak mata saya sudah tidak lagi bisa dibuka,” ungkapnya, Selasa (7/2/2023).

Lembaran baru diawali pada tahun 2010, Andri mengikuti kursus pijat, latihan sebagai atlet, dan melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda. Halang rintang sebagai penyandang disabilitas tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap berproses.

“Batu hambatan saya mulanya adalah rasa minder, dan ketakutan bergantung pada orang lain. Namun semakin lama kemandirian saya asah, mulai dari mengurus kebutuhan pribadi hingga menggunakan aplikasi handphone untuk penyandang disabilitas,” terangnya.

Mimpinya terwujud saat mengikuti berbagai kejuaraan, diantaranya : Meraih 2 medali perunggu dalam atletik lari 200 meter dan 800 meter PON di Jabar pada tahun 2016. Meraih 1 medali emas dalam atletik lari 200 meter, 1 medali perak di 100 meter, dan 1 medali perunggu di 400 meter pada Kejurnas Solo tahun 2019.

Kemudian meraih 2 medali perak dalam atletik lari 100 meter dan 200 meter di Papua tahun 2021. Dan terakhir tahun kemarin mengfaet 1 medali emas dalam atletik lari 400 meter dan perak 100 meter. Mulai dari kancah lokal hingga nasional.

Ia saat ini sedang menjabat sebagai Ketua National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Gresik sejak tahun 2019. Membina sebanyak 22 atlet Paralympic (sebutan untuk atlet penyandang disabilitas) dan masih aktif bekerja sebagai tukang pijat serta atlet lari Gresik.

“Semoga para manusia hebat seperti saya tidak patah arang, mari mewujudkan mimpi bersama. Dengan keadaan saat ini bukan berarti kita lemah, kita istimewa. Bahkan atlet Paralympic juga dapat meraih honor yang lebih tinggi dan mensejahterakan dirinya,” pungkasnya.

Lelaki berusia 31 tahun tersebut sudah menjalani biduk rumah tangga dengan 2 anak menggemaskan. Istrinya yang juga seorang penyandang tunanetra sama-sama berjuang menjalani kehidupan, saling membantu mengurus kebutuhan keluarga. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres