Kisah Supinah, Tukang Pijat di Gresik Naik Haji Setelah Menabung 20 Tahun

GresikSatu | Menjadi tukang pijat selama puluhan tahun tidak menyurutkan niat Supinah (91) berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji.

Warga Desa Wates Tanjung, Kecamatan Wringinanom, Gresik itu bahkan menabung selama 20 tahun untuk mewujudkan cita-cinta menuju baitullah.

Wanita kelahiran 1933 ini dikenal warga sebagai sosok sederhana dan pekerja keras. Sejak muda hingga usia senja, Supinah melayani warga sekitar dengan jasa pijat tradisional.

Menariknya, ia tak pernah mematok tarif. Bayaran ia terima seikhlasnya dari para pasiennya, entah Rp30 ribu atau Rp50 ribu per sesi.

“Ibu tidak pernah menentukan harga. Diberi berapa pun ya diterima. Yang penting ikhlas,” ungkap menantu Supinah, Ali Shodikin (51), Senin (21/4/2025).

Dari hasil itulah Supinah menyisihkan sedikit demi sedikit untuk menabung ongkos naik haji. Ia mulai menabung sejak sekitar 20 tahun lalu, dengan penghasilan sehari-harinya tak seberapa.

Baca juga:  Anak Penjual Es Oyen di Gresik Mewakili Indonesia Dalam Kejuaraan Balap Sepeda di Skotlandia

“Beliau selalu semangat, sabar, dan tidak pernah mengeluh soal rezeki. Uang sedikit tetap disyukuri dan ditabung,” tambah Ali.

Kini, impian puluhan tahun Supinah akhirnya terwujud. Ia tercatat sebagai calon jamaah haji (CJH) tertua asal Kabupaten Gresik tahun 2025.

Meskipun fisiknya tak lagi muda, Supinah tetap menjaga kebugaran tubuhnya. Setiap pagi, ia berjalan kaki keliling kampung selama 10 hingga 20 menit sebagai persiapan fisik menghadapi rangkaian ibadah haji yang cukup menguras tenaga.

“Iya, jalan-jalan setiap pagi. Biar badan kuat pas di Mekkah nanti,” kata Supinah sambil tersenyum.

Meski sudah tak lagi bekerja di sawah, Supinah masih menerima pijat untuk bayi dan ibu-ibu. Tangannya tetap terampil, menjadi andalan warga sekitar hingga sekarang.

Selain menjaga fisik, Supinah juga dikenal taat beribadah. Salat Tahajud, Hajat, Tasbih, Witir, hingga Dhuha menjadi rutinitas hariannya. Ibadah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya sejak lama.

Baca juga:  Wow! Desainer Muda Asal Gresik Sukses Pamerkan Karya di IPFC 2023

“Kalau malam itu biasa Tahajud, pagi Dhuha, hampir tiap hari. Sudah terbiasa sejak dulu,” tuturnya pelan.

Soal makanan pun Supinah sangat sederhana. Ia gemar makan sayur kelor, bayam, dan lauk ala pedesaan. Menu-menu sehat itulah yang turut menunjang kesehatannya hingga usia lanjut.

“Makannya sehat-sehat semua, khas kampung,” kata Ali.

Keberangkatan Supinah ke Tanah Suci tidak hanya menjadi kebahagiaan pribadi, tetapi juga sumber inspirasi bagi warga sekitar.

Perjuangannya menabung dari jasa pijat seikhlasnya selama dua dekade menunjukkan bahwa impian besar bisa terwujud dengan kesabaran dan niat yang tulus.

“Alhamdulillah, semoga bisa lancar ibadahnya di sana dan pulang dalam keadaan sehat,” harap Supinah, penuh haru.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler