GresikSatu | Tiga perguruan tinggi swasta, yaitu Universitas Islam Raden Rahmat Malang (UNIRA), Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban (IAINU Tuban), dan STIT Al-Muslihun Tlogo Blitar, mengadakan Seminar Nasional, Jumat (6/12/2024).
Seminar Nasional itu dengan tema “Inovasi Pembelajaran di Era Digital 5.0.” Seminar ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom, dan dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari dosen, guru, serta para akademisi dari berbagai institusi pendidikan.
Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama, yakni Dr. Sholihah, M.Pd.I, dosen dan anggota Senat di IAINU Tuban, Isna Nurul Inayati, M.Pd.I, dosen UNIRA Malang, dan Puji Asmaul Chusna, M.Pd.I, Kepala Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah di STIT Al-Muslihun Tlogo Blitar.
Masing-masing pembicara menyampaikan materi yang berfokus pada pembaruan dalam metode pembelajaran di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan digital yang pesat.
Dalam paparan awal, Dr. Sholihah menekankan pentingnya kesiapan para pendidik untuk menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan inovasi pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa pembaruan dalam cara mengajar adalah hal yang tak bisa ditunda, mengingat perubahan cepat dalam dunia pendidikan yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.
“Jika para pendidik tidak siap berinovasi dalam menyampaikan materi, maka kita akan tertinggal. Oleh karena itu, penting untuk terus beradaptasi dengan teknologi dan pendekatan baru,” ujar Dr. Sholihah.
Dr. Sholihah juga mengungkapkan berbagai model inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah, antara lain pembelajaran berbasis permainan, multimodal learning, pembelajaran jarak jauh, pembelajaran berbasis komunitas, dan penggunaan aplikasi pendidikan seperti Padlet, Jamboard, Google Slides, dan papan tulis virtual.
“Semua ini, menurutnya, dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa dan mendukung pengembangan keterampilan abad 21,” bebernya.
Narasumber lain Isna Nurul Inayati, M.Pd.I dari UNIRA Malang menambahkan bahwa dalam menghadapi era digital 5.0, guru harus mampu mengkombinasikan berbagai media dan metode pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi generasi milenial.
“Salah satu pendekatan yang dibahas adalah pembelajaran multimodal yang menggabungkan teks, gambar, suara, dan gerakan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis,” ujarnya.
Sementara itu Puji Asmaul Chusna, M.Pd.I, yang mewakili STIT Al-Muslihun Tlogo Blitar, turut berbagi pandangannya mengenai pentingnya membangun ekosistem pembelajaran yang lebih inklusif dengan memanfaatkan teknologi dan mendekatkan siswa pada lingkungan sekitar melalui pembelajaran berbasis komunitas.
“Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, kita bisa menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih kontekstual dan bermakna bagi siswa,” kata Puji Asmaul.
Seminar ini berlangsung lebih dari tiga jam dan diisi dengan diskusi yang sangat interaktif antara pembicara dan peserta. Berbagai pertanyaan dan tantangan terkait implementasi inovasi pembelajaran di era digital juga dibahas secara mendalam.
Para peserta diajak untuk berpikir kritis tentang bagaimana mempersiapkan diri sebagai pendidik dalam menghadapi perubahan zaman yang terus berkembang.
Seminar ini menjadi bukti nyata komitmen ketiga perguruan tinggi dalam memajukan dunia pendidikan melalui penerapan teknologi dan inovasi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara akademisi dan praktisi pendidikan dalam menciptakan sistem pembelajaran yang lebih baik di Indonesia.