GresikSatu | Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik resmi diproyeksikan menjadi pilot project untuk penerapan layanan aplikasi digital Simkapel, SEHATI, dan Inaportnet.
Hal ini diumumkan Direktur Perkapalan, dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut, Kementrian Perhubungan, Capt Hendri Ginting, dalam acara sosialisasi yang digelar di salah satu hotel di Gresik, Jalan Panglima Sudirman.
Proyek percontohan ini merupakan langkah perdana yang dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Laut. Sebab digitalisasi, transparansi, dan kecepatan layanan harus ditingkatkan.
“Kami mendengar masukan dari peserta sosialisasi untuk menuju perubahan yang lebih baik melalui continuous improvement,” ujar Capt. Hendri.
Acara sosialisasi ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat layanan bagi masyarakat maritim di Pelabuhan Gresik.
Para peserta, termasuk pelaku usaha, kementerian, lembaga, BUMN, dan swasta, diajak untuk memberikan masukan guna percepatan layanan ini.
Simkapel, yang berfokus pada data kapal dan pelaut, serta Inaportnet, merupakan sistem perizinan masuk pelabuhan, telah berjalan sejak tahun 2017.
Namun, integrasi antara kedua sistem ini masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal kecepatan layanan.
“Kami perlu meningkatkan layanan agar semuanya online, baik di pusat maupun daerah. Tujuannya agar masyarakat puas dengan layanan yang ada dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terus meningkat,” jelas Hendri.
Kepala KSOP Kelas II Gresik, Hotman Siagian, menegaskan komitmennya untuk mempermudah dan mempercepat layanan.
“Kami melayani seluruh insan maritim dan optimis bisa lancar sesuai arahan dari Ditjen. Mulai dari Simkapel, Inaportnet, dan SEHATI,” ujarnya.
Dengan pilot project ini, diharapkan layanan di Pelabuhan Gresik dapat mencerminkan standar nasional yang lebih baik dan memuaskan bagi semua pemangku kepentingan.