Lezatnya Pecel Semanggi Surabaya, Kuliner Tradisional yang Makin Langka

GresikSatu | Pernahkah Anda mencicipi pecel semanggi? Kuliner khas Surabaya ini kini kian sulit ditemukan, namun keunikan rasanya tak lekang oleh waktu.

Berikut ini, kami akan mengajak Anda menyelami pesona pecel semanggi dari akar budaya hingga cara menikmatinya di era modern.

Pecel semanggi adalah makanan khas Surabaya yang berbahan dasar daun semanggi, yaitu sejenis tanaman liar yang tumbuh di lahan basah.

Disajikan dengan siraman sambal kental dari ketela rambat dan kacang tanah, pecel ini sangat berbeda dengan pecel pada umumnya.

Perbedaan Semanggi dengan Pecel Biasa

Yang membedakan pecel semanggi dengan pecel lain adalah sambalnya yang tidak memakai kencur atau daun jeruk, serta tekstur kuah yang lebih kental dan legit.

Biasanya disajikan di atas daun pisang tanpa nasi, dan dinikmati langsung dengan kerupuk puli sebagai sendoknya.

Sejarah Pecel Semanggi

Akar Tradisi dari Masa Lalu

Konon, pecel semanggi telah hadir sejak zaman kolonial. Para petani membawa makanan ini ke kota untuk dijual, terutama oleh ibu-ibu yang dikenal sebagai mbok semanggi.

Pergeseran Popularitas

Seiring perkembangan zaman dan gaya hidup masyarakat, pecel semanggi mulai tersingkir dari jajaran kuliner populer.

Kini, hanya segelintir penjual yang masih mempertahankan keaslian dan keberadaannya.

Baca juga:  Resmi, Rumah Adat Dhurung Bawean dan Jajanan Pudak Gresik Ditetapkan WBTB

Rasa Unik Pecel Semanggi

Perpaduan Rasa Manis, Gurih, dan Asam

Sambalnya yang terbuat dari ketela rambat memberi rasa manis alami, berpadu dengan gurih kacang dan sedikit asam dari asem jawa. Rasa ini menciptakan sensasi berbeda yang sulit ditemukan di kuliner lainnya.

Tekstur Daun Semanggi

Daunnya yang empuk dan berair memberikan sensasi lembut saat digigit, cocok dipadukan dengan renyahnya kerupuk puli yang khas.

Cara Menyantap Pecel Semanggi yang Benar

Langsung Tanpa Sendok

Secara tradisional, pecel semanggi dimakan menggunakan kerupuk puli sebagai alat untuk mengambil lauk. Hal ini menambah keunikan dan pengalaman autentik saat menikmatinya.

Waktu Terbaik Menikmati Pecel Semanggi

Pagi hingga menjelang siang adalah waktu terbaik, karena biasanya mbok semanggi mulai berjualan pagi dan dagangannya cepat habis.

Di Mana Menemukan Pecel Semanggi?

Penjual Tradisional di Pinggir Jalan

Anda masih bisa menjumpai beberapa penjual pecel semanggi di area Karang Menjangan, Keputih, dan sekitaran pasar tradisional di Surabaya.

Event dan Festival Kuliner

Pada acara-acara festival makanan lokal, pecel semanggi sering kali dihadirkan sebagai menu nostalgia yang menggugah rasa rindu.

Variasi Modern Pecel Semanggi

Kreasi Ala Kafe dan Resto

Beberapa restoran di Surabaya mulai mengkreasikan pecel semanggi dengan penyajian modern, seperti dalam bentuk bowl atau wrap, agar lebih menarik bagi kaum muda.

Baca juga:  Keunikan Sego Kikil Jember: Kuliner Kaki Lima yang Menggugah Selera

Kolaborasi dengan Influencer Kuliner

Kolaborasi dengan food vlogger dan influencer Instagram menjadi cara strategis untuk memperkenalkan kembali kuliner ini secara luas.

Tips Membuat Pecel Semanggi Sendiri di Rumah

Langkah-Langkah Sederhana

  1. Siapkan daun semanggi, kangkung, dan tauge, lalu rebus hingga matang.
  2. Haluskan sambal dari ketela rambat kukus, kacang tanah, asem, garam, dan sedikit gula.
  3. Tuangkan sambal ke atas sayuran, tambahkan kerupuk puli sebagai pelengkap.

Alternatif Daun Jika Tidak Menemukan Semanggi

Jika kesulitan menemukan daun semanggi, Anda bisa menggantinya dengan daun pepaya muda atau daun singkong sebagai alternatif.

Kenapa Pecel Semanggi Layak Dicoba?

Rasa yang Autentik dan Tak Tergantikan

Sensasi rasa manis, gurih, dan tekstur unik membuat pecel semanggi benar-benar beda dan layak masuk daftar wajib coba saat ke Surabaya.

Simbol Budaya Kuliner Lokal

Pecel semanggi bukan sekadar makanan, tapi juga simbol kekayaan budaya kuliner Jawa Timur yang harus dijaga keberadaannya.

Pecel semanggi bukan hanya sekadar makanan khas, melainkan juga bagian dari warisan budaya Surabaya yang perlu dilestarikan.

Reporter:
Hilda Azhura
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler