GresikSatu | Ribuan rumah di Kecamatan Driyorejo, Gresik, terendam banjir akibat luapan Kali Mas Surabaya. Hingga Rabu (26/2/2025), air masih menggenangi permukiman warga di empat desa, dengan ketinggian bervariasi antara 20 cm hingga lebih dari 1 meter.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, empat desa terdampak meliputi Desa Driyorejo, Cangkir, Bambe, dan Krikilan.
Dari total 3.025 rumah yang terendam, Desa Driyorejo menjadi wilayah paling parah dengan 1.536 rumah tergenang. Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan juga terdampak banjir.
“Ketinggian banjir di wilayah Driyorejo mengalami peningkatan. Jalan Raya Driyorejo juga ikut tergenang dengan ketinggian air sekitar 10 hingga 20 cm,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gresik, Sukardi.
Evakuasi Warga dan Bantuan Logistik
BPBD Gresik bersama aparat kepolisian dan relawan telah menerjunkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terdampak, terutama di wilayah dengan genangan tinggi. Saat ini, sebagian warga dievakuasi ke rumah saudara atau tempat yang lebih aman.
“Sementara ini, warga dievakuasi ke rumah keluarga terdekat. Selain itu, petugas juga membantu pendistribusian makanan dan logistik bagi warga terdampak,” tambah Sukardi.
Kapolsek Driyorejo, Kompol Musihram, juga turun langsung membantu proses evakuasi warga, termasuk penyelamatan barang-barang berharga dari rumah yang terendam banjir.
“Kami sementara mengevakuasi warga ke masjid setempat, sambil menunggu arahan lebih lanjut untuk mendirikan posko evakuasi atau dapur umum,” ujarnya.
Banjir Meluas ke Kecamatan Lain
Selain di Driyorejo, luapan Kali Mas Surabaya juga menyebabkan banjir di Kecamatan Wringinanom, khususnya di Desa Lebaniwaras. Tercatat 10 rumah warga terendam dengan tinggi air mencapai 30 cm.
Sementara itu, luapan Kali Lamong yang sebelumnya merendam Kecamatan Balongpanggang mulai surut, namun banjir masih terjadi di Kecamatan Benjeng dan Cerme. Beberapa desa seperti Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Munggugianti, dan Bulurejo di Benjeng masih tergenang dengan ketinggian air antara 10 hingga 60 cm.
Di Kecamatan Cerme, banjir masih merendam Desa Morowudi, Guranganyar, dan Dadapkuning. Bahkan, tanggul anak Kali Lamong di Desa Dadapkuning dilaporkan jebol sepanjang lima meter, memperparah genangan di sekitar permukiman dan sawah warga.
Banjir yang terjadi mengganggu aktivitas sehari-hari warga. Sejumlah sekolah yang terdampak tidak dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar, sementara petani merugi akibat sawah mereka terendam air.
Hingga kini, tim BPBD Gresik bersama relawan dan pemerintah desa terus melakukan pemantauan serta pendistribusian bantuan bagi warga terdampak. Dapur umum juga mulai didirikan untuk memenuhi kebutuhan makanan warga yang masih bertahan di lokasi banjir.