GresikSatu | Sebuah pencapaian membanggakan datang dari dunia seni rupa anak. Isabell Roses, seniman cilik asal Gresik, berhasil menembus ajang bergengsi Kids Biennale Indonesia 2025 dengan menampilkan karya lukisnya berjudul “Kurikulum Boneka” di Galeri Nasional Jakarta.
Gadis berusia 14 tahun ini merupakan siswi kelas 8 SMPN 24 Gresik sekaligus anak didik dari Sanggar Daun, sebuah komunitas seni yang aktif membina kreativitas anak.
Dalam pameran kali ini, Isabell memamerkan lukisan berukuran 60 x 70 cm yang ia buat menggunakan media gouache di atas kanvas.
Lukisan bertajuk “Kurikulum Boneka” menyuarakan kritik halus namun tajam terhadap sistem pendidikan yang kaku dan mengekang.
Goresan warna, simbol, dan ekspresi tokoh dalam lukisan menggambarkan bagaimana seorang anak belajar di ruang kecil nan rapi, yang tampak seperti panggung boneka. Dari atas, sepasang tangan besar mengendalikan tubuh si anak dengan tali-tali halus.
Arik S Wartono, kurator seni rupa anak sekaligus pembina Sanggar Daun, menjelaskan bahwa lukisan ini merefleksikan kondisi pendidikan yang terlalu mengatur dan membatasi ruang tumbuh anak.
“Ruang miniatur itu seperti panggung. Anak tampak menjadi pemeran utama yang tidak bebas. Tali-tali itu melambangkan kendali sistem. Senyum anak itu bukan senyum kebebasan, tapi ironi dari seseorang yang dibentuk tanpa ruang untuk memilih,” ungkapnya, Sabtu (5/7/2025).
Arik menambahkan, latar biru-ungu dalam lukisan memberi kesan semesta yang luas namun berbanding terbalik dengan ruang belajar anak yang sempit. Karya ini menjadi simbol suara-suara muda yang kerap dibungkam dalam sistem pendidikan yang lebih mementingkan cetakan, bukan proses alami.
“Anak-anak belajar bukan karena cinta pengetahuan, tapi karena takut salah, takut gagal, dan takut tak sesuai kurikulum. Lukisan ini seperti jeritan halus generasi yang ingin bebas menjadi dirinya sendiri,” jelas Arik.
Pesan yang dibawa oleh “Kurikulum Boneka” pun memantik refleksi mendalam: Apakah pendidikan hari ini benar-benar membebaskan? Apakah kita memberi ruang pada anak-anak untuk bermimpi dan tumbuh secara otentik, atau justru sekadar menuruti sistem?
“Isabell Roses mengajak kita merenung: bisakah kita menciptakan ruang belajar yang membebaskan, bukan mengikat? Karena tumbuh seharusnya tidak perlu takut. Anak-anak hanya butuh dipercaya dan diberi ruang,” pungkasnya.
Pameran Kids Biennale Indonesia 2025 sendiri digelar di Gedung B dan D Galeri Nasional Indonesia. Acara ini merupakan ajang pameran seni rupa anak berskala nasional, yang menampilkan karya dari berbagai provinsi. Pameran dibuka untuk undangan pada Kamis (3/7/2025), dan untuk publik mulai tanggal 4 hingga 31 Juli 2025.
Sebelum menembus Galnas, putri pasangan Fakhrudin Mawardi dan Dian Handayani ini telah lebih dulu menggelar pameran tunggal bertajuk “Isabell Roses: Hen Z Menjelajahi Lawasan” di Galeri Merah Putih, kompleks Balai Pemuda Surabaya, pada 8–13 September 2024 lalu.
Dalam pameran tunggal tersebut, Isabell menampilkan 18 karya lukisan realis bertema permainan anak zaman dulu, tradisi lokal Indonesia, serta dongeng rakyat. Media yang digunakan antara lain cat air dan akrilik pada berbagai ukuran kanvas.