GresikSatu | Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara berkumpul di Magelang, Jawa Tengah, untuk memperingati Hari Raya Waisak.
Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa perayaan suci ini selalu digelar di Candi Borobudur dan Candi Mendut?
Pengantar Tentang Hari Waisak
Waisak, atau yang juga dikenal sebagai Vesak, adalah perayaan terpenting bagi umat Buddha.
Tanggalnya ditentukan berdasarkan kalender lunar dan biasanya jatuh pada bulan Mei. Waisak memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama:
- Kelahiran Pangeran Siddhartha
- Pencerahan (Bodhi)
- Wafatnya Siddhartha Gautama (Parinirvana)
Mengapa Perayaan Waisak Difokuskan di Magelang?
Candi Borobudur dan Candi Mendut menjadi dua lokasi utama perayaan karena keduanya punya ikatan sejarah dan spiritual yang sangat erat dengan ajaran Buddha.
Tidak hanya sebagai bangunan arkeologis, dua candi ini adalah simbol hidup dari peradaban dan keyakinan umat Buddha sejak abad ke-8.
Candi Borobudur: Mahakarya Penuh Makna
Borobudur bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah mandala raksasa—simbol alam semesta dalam kosmologi Buddha Mahayana.
Relief dan strukturnya menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
Daya Tarik Spiritual Candi Borobudur
- Terdiri dari 3 zona kehidupan: Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk)
- Memiliki 504 arca Buddha dan 72 stupa berlubang
- Relief sepanjang 2.672 panel yang mengisahkan kehidupan Buddha
Candi Mendut: Tempat Doa dan Pemujaan
Candi ini terletak sekitar 3 km dari Borobudur dan menjadi titik awal prosesi Waisak. Di dalamnya terdapat patung Buddha Sakyamuni dengan postur tangan ‘Dharmachakra Mudra’, melambangkan ajaran pertama Buddha di Taman Rusa.
Peran Penting Candi Mendut dalam Prosesi
- Tempat berkumpul dan berdoa sebelum prosesi berjalan kaki ke Borobudur
- Patung-patungnya menjadi objek pemujaan
- Lingkungan asri dan penuh energi spiritual
Rangkaian Perayaan Waisak di Borobudur
Acara Waisak tidak hanya berlangsung dalam satu hari, tetapi terdiri dari rangkaian kegiatan sakral dan budaya. Berikut urutannya:
1. Pengambilan Api Abadi dari Mrapen
Api abadi yang menyala di Mrapen, Grobogan, melambangkan semangat dan kesucian. Api ini diarak ke Candi Mendut untuk digunakan dalam upacara Waisak.
2. Pengambilan Air Suci dari Umbul Jumprit
Air ini melambangkan kehidupan dan kesucian batin. Digunakan dalam pembersihan simbolik selama upacara Waisak.
3. Prosesi Jalan Kaki dari Candi Mendut ke Borobudur
Ribuan umat Buddha berjalan kaki sejauh 3 km sambil membawa lentera, menyimbolkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
4. Meditasi dan Puja Bhakti di Borobudur
Prosesi diakhiri dengan doa, puja bakti, dan meditasi di pelataran Borobudur saat bulan purnama mencapai titik puncaknya.
Makna Simbolik Perayaan Waisak
1. Lentera Waisak
Lampion dilepaskan ke langit sebagai simbol melepaskan ego, amarah, dan keserakahan, serta membawa harapan dan doa.
2. Pelepasan Satwa
Tradisi ini melambangkan welas asih terhadap semua makhluk hidup, salah satu nilai utama dalam ajaran Buddha.
Dukungan Pemerintah dan Dunia Internasional
UNESCO telah menetapkan Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia, dan perayaan Waisak menjadi momen diplomasi budaya yang menarik perhatian turis mancanegara.
Parade Budaya Nusantara
Acara ini menyuguhkan penampilan seni budaya dari berbagai daerah, mempererat hubungan antarumat beragama melalui keindahan dan nilai luhur budaya Indonesia.
Nilai-Nilai Waisak yang Relevan untuk Semua Orang
Meski merupakan hari raya umat Buddha, nilai-nilai Waisak bersifat universal:
- Kesadaran diri
- Empati terhadap sesama
- Hidup selaras dengan alam
- Menghargai kebhinekaan
Waisak dan Generasi Muda
Setiap tahun, banyak pelajar dan mahasiswa terlibat sebagai relawan dan peserta. Mereka belajar tentang budaya, toleransi, dan semangat kebersamaan.
Program Edukasi Waisak
Beberapa komunitas Buddha mengadakan diskusi publik, lomba karya tulis, dan kampanye sosial dalam rangka memperingati Waisak secara lebih inklusif.
Peran Candi Pawon dalam Perayaan Waisak
Selain Borobudur dan Mendut, Candi Pawon juga termasuk dalam rangkaian perayaan. Letaknya di antara keduanya dan dianggap sebagai titik transisi spiritual.
Tri Candi: Simbolisasi Jalan Menuju Pencerahan
Candi Mendut melambangkan awal perjalanan (niat), Pawon sebagai proses transformasi (progres spiritual), dan Borobudur sebagai tujuan akhir (pencerahan).
Etika Mengikuti Perayaan Waisak
Bagi pengunjung umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Gunakan pakaian sopan dan warna netral
- Jaga ketenangan dan jangan mengganggu umat yang beribadah
- Ikuti arahan panitia dan petugas keamanan
Rekomendasi Wisata Spiritual Lain di Sekitar Borobudur
Selain ikut Waisak, Anda bisa berkunjung ke:
- Vihara Mendut: tempat belajar ajaran Buddha
- Desa Wisata Karangrejo: menyuguhkan suasana pedesaan dan budaya lokal
- Sungai Elo: tempat arung jeram untuk rekreasi
Waisak bukan hanya perayaan keagamaan, melainkan momentum untuk merenung, menyatu dengan alam, dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
Tak heran jika Borobudur dan Mendut menjadi simbol spiritual yang tak lekang oleh waktu. Perayaan Waisak di Magelang adalah pengingat bahwa kebijaksanaan, kedamaian, dan cinta kasih adalah milik semua orang.