Mengenal Tradisi Soman-Somanan, Warisan Leluhur Usai Panen di Bawean Gresik

GresikSatu | Masyarakat di Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, memiliki tradisi khas yang digelar setelah musim panen padi.

Tradisi ini dikenal dengan nama Soman-Somanan, warisan leluhur yang masih dilestarikan hingga kini.

Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen padi. Setelah bulir-bulir padi dikeringkan dan disimpan ke dalam lumbung, warga menggelar makan bersama dengan bahan utama beras dan ketan hasil panen mereka sendiri.

Yang membuat tradisi ini unik adalah cara memasaknya. Beras dan ketan dimasukkan ke dalam bambu, lalu dibakar di atas bara api dari kayu. Proses ini menciptakan aroma khas yang menjadi bagian dari cita rasa tradisional Soman-Somanan.

Baca juga:  Pengurus Ikatan Mahasiswa Bawean Gresik Resmi Dikukuhkan

Iqbal, salah satu pemuda desa, menuturkan bahwa tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun oleh para petani di desanya.

“Ini tradisi masyarakat terdahulu, tradisi nenek moyang. Tujuannya agar masyarakat bisa berkumpul, guyub rukun, dan menikmati hasil panen bersama-sama,” ujar Iqbal, Selasa (13/5/2025).

Dulu, kata dia, hampir setiap rumah menggelar Soman-Somanan. Masing-masing keluarga membawa beras atau ketan dari rumah, lalu mengundang kerabat dan tetangga untuk makan bersama di halaman rumah.

Namun, seiring waktu, tradisi ini mulai berkurang. Kesibukan warga yang kini tidak hanya bertani membuat tidak semua keluarga bisa meluangkan waktu untuk menggelar acara tersebut.

“Sekarang hanya beberapa rumah saja yang masih rutin melaksanakan. Tapi Alhamdulillah masih bisa bersama keluarga dan tetangga sekitar. Yang penting maknanya tetap terjaga,” lanjut Iqbal.

Baca juga:  Kerupuk Pettola Bawean Gresik Laris Manis Diborong Perantau, Penjual Raup Untung Besar

Tak hanya nasi bambu, dalam Soman-Somanan biasanya juga disajikan ikan bakar sebagai pelengkap. Suasana kekeluargaan yang hangat menambah nilai kebersamaan dari tradisi ini.

Iqbal berharap, tradisi Soman-Somanan tidak hilang ditelan zaman. Ia ingin anak-anak muda di desanya tetap menjaga dan meneruskan warisan budaya tersebut.

“Kami harap tradisi ini tetap ada dan tidak tergerus budaya luar atau tergantikan oleh era digital. Ini bagian dari identitas kita sebagai orang Bawean,” pungkasnya.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler