GresikSatu, Tuban | Terjadinya banjir di beberapa wilayah Kabupaten Tuban beberapa waktu lalu membuat Ronggolawe Press Solidarity (RPS) terketuk untuk melakukan penghijauan.
Organisasi wartawan tersebut beserta yayasan Mangrove Center Tuban (MCT) setidaknya menanam ratusan pohon jenis tabebuya dan alpukat pada Minggu, (2/2/2025) di kawasan Agrowisata, Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak.
Ketua RPS Tuban Khoirul Huda mengatakan, bencana alam yang sering terjadi akibat aktivitas tambang atau kegiatan lain yang tidak bertanggung jawab hari-hari ini membuat para jurnalis prihatin. Sebab itu ia berupaya untuk berkontribusi dengan penghijauan ini.
“Selain itu, kegiatan penanaman pohon ini adalah rangkaian agenda wajib bagi RPS tiap tahunnya untuk merayakan peringatan hari pers nasional (HPN),” ujarnya, Selasa (4/2/2025).
Huda-sapaannya menuturkan, agenda yang dilakukan tiap tahun ini dilakukan di beberapa tempat. Kebetulan tahun ini kita mengajak kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak Tuban dan VES Community–sebuah komunitas pemilik dan pecinta mobil jenis tertentu untuk kegiatan di Agro Wisata.
“Penghijauan dengan melakukan tanam pohon di sepanjang jalan masuk desa dan Agro Wisata Kebun Klengkeng Sugihan adalah bentuk komitmen jurnalis di Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Ronggolawe Perss Solidarity (RPS) terhadap keselamatan lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat yang mengelola wisata alam,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Sugihan Zito Warsito mengatakan, selain untuk penghijauan, pihaknya ingin mempercantik lingkungan.
Alasan dipilihnya pohon tabebuya yakni untuk menghijaukan akses jalan masuk desa setempat karena memiliki aneka warna yang cantik. Sedang alpukat difokuskan di kawasan Agrowisata untuk melengkapi koleksi tanaman buah yang dimiliki.
“Tabebuya dipilih karena kita pengen branding sebagai desa agrowisata, jadi harus menarik, tabebuya itu kan warna warni jadi menyenangkan, mempercantik sepanjang jalan masuk desa,” terangnya.
Dijelaskan Zito, luas total Agrowisata Kebun Kelengkeng mencapai 15 hektar. Diantaranya 12,5 hektar kebun kelengkeng dan selebihnya seluas 2,5 hektar digunakan area camping, area parkir, joglo, dan tempat refreshing lainnya.
“Untuk camping ground kita belum pasang tarif. Pengunjung hanya diminta mengisi kas. Fasilitas sudah ada kamar mandi, musholah, joglo, panggung kecil untuk acara-acara serta kafe,” jelasnya.
Pada dasarnya, camping ground sudah siap menerima pengunjung. Fasilitas tersebut pertama kali dijajal Ves Community atau komunitas pecinta mobil Vitara, Escudo dan Sidekick se-Jawa Timur. Mereka menggelar liburan bareng bertajuk Vescation selama 2 hari.
“Kami sampaikan terima kasih kepada saudara-saudara dari komunitas ini yang telah menunjuk Agrowisata Kebun Kelengkeng Desa Sugihan sebagai tempat bersilaturahmi,” pungkasnya