ODGJ 33 Tahun Tak Punya KTP, Akhirnya Terdata Berkat Layanan Jemput Bola di Bawean Gresik

GresikSatu | Langkah kaki petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Gresik menyusuri pematang sawah di Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, membuahkan hasil yang luar biasa.

Seorang warga yang mengalami gangguan jiwa selama puluhan tahun dan tidak pernah memiliki e-KTP, akhirnya berhasil direkam datanya berkat layanan jemput bola (JB) administrasi kependudukan.

Adalah Abdul Wafi, penderita ODGJ warga Dusun Ghunung Lanjheng, Desa Sukaoneng, yang akhirnya mendapatkan hak identitas kependudukannya setelah 33 tahun.

Proses perekaman tidak mudah, karena selain medan yang berat, kondisi Abdul Wafi yang tidak stabil secara psikis membuat petugas harus ekstra hati-hati.

Perangkat Desa Sukaoneng, Yusril Ihya, menceritakan perjuangan tim Disdukcapil yang datang membawa perlengkapan lengkap untuk merekam data kependudukan Abdul Wafi di lokasi yang jauh dari pemukiman.

“Pelayanan Jemput Bola Disdukcapil Gresik kali ini sangat membantu, khususnya warga kami yang selama ini belum punya e-KTP. Petugas sampai turun ke sawah, mendekati Abdul Wafi dengan penuh kehati-hatian, dibantu perangkat desa. Alhamdulillah berhasil difoto dan direkam datanya,” ujar Yusril, Jumat (25/4/2025).

Baca juga:  Maya Indri Pemain Proliga PLN Elektrik, Meriahkan Turnamen Bola Voli di Pulau Bawean Gresik

Menurutnya, tanpa program jemput bola, warga seperti Abdul Wafi harus dibawa ke daratan Gresik untuk pengurusan adminduk, yang tentunya sangat menyulitkan.

“Kalau tidak ada JB, harus ajukan ke kabupaten. Itu harus menyeberang, ada biaya, dan belum tentu bisa dikondisikan,” ungkapnya.

Proses perekaman berjalan lancar, meski sempat terkendala pada proses pemindaian sidik jari dan cek retina. Namun akhirnya semua selesai dan Abdul Wafi pun resmi terdata dalam sistem kependudukan.

Sementara itu, Kepala Disdukcapil Gresik, Muhammad Hari Syawaludin, menjelaskan bahwa layanan jemput bola ke Pulau Bawean tahun ini merupakan kegiatan perdana di 2025.

Ia menyebut, masih banyak warga rentan di Bawean yang belum terjangkau layanan adminduk.

“Di gunung-gunung Bawean masih banyak penduduk rentan, seperti ODGJ dan warga lansia yang belum memiliki dokumen kependudukan. Itu sebabnya kami turun langsung, membawa alat berat, mendaki bukit dan menyeberang jalan terjal demi pelayanan,” terang Hari.

Baca juga:  Panen Raya Desa Pekalongan Gresik, Hasil Meningkat dan Petani Sumringah

Menurutnya, salah satu momen paling berharga dalam program ini adalah saat petugas berhasil melayani keluarga dengan tiga anggota ODGJ sekaligus. Mereka tinggal di kawasan pegunungan, dan tim harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari pemukiman.

“Petugas kami benar-benar berjuang. Tapi kami bahagia saat mereka akhirnya punya identitas resmi. Ini bukan sekadar dokumen, tapi pengakuan negara atas eksistensi mereka,” tandasnya.

Diketahui, program Jemput Bola Disdukcapil Gresik di Pulau Bawean berlangsung selama lima hari, sejak Minggu hingga Kamis (20–24 April 2025).

Sejumlah desa di Kecamatan Tambak dan Sangkapura menjadi sasaran pelayanan, mulai dari perekaman dan pencetakan KTP elektronik (KTP-el), Kartu Keluarga (KK), Kartu Identitas Anak (KIA), akta kelahiran dan kematian, dokumen pindah datang, identitas kependudukan digital (IKD), hingga penanganan data ganda dan anomali.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler