GresikSatu | Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Puanhayati Jawa Timur bertema “Dengan Semangat Kartini, Perempuan Berkarya, Berkualitas, dan Berdampak” sukses digelar di Aula Putri Mijil, Pendopo Bupati Gresik, Minggu (20/4/2025).
Acara ini menjadi momen penting bagi penguatan peran perempuan penghayat kepercayaan di tiga wilayah kerja yakni Gresik, Madiun, dan Surabaya.
Puanhayati sendiri merupakan organisasi sayap dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), yang mewadahi 158 organisasi penghayat kepercayaan lokal di Indonesia.
Dalam konteks ini, Puanhayati hadir sebagai ruang strategis perempuan penghayat untuk mengembangkan peran sosial dan spiritualnya di masyarakat.
Ketua Puanhayati Pusat, Dian Jennie Tjahyawati, menekankan pentingnya kesadaran perempuan dalam pembangunan komunitas.
Ia menyebut perempuan sebagai penggerak perubahan sosial yang tidak boleh berpangku tangan menghadapi situasi kebangsaan yang kian kompleks.
“Dengan jumlah perempuan hampir 147 juta atau 49,7 persen dari total penduduk Indonesia, peran perempuan sangat krusial. Apalagi perempuan penghayat memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan nilai-nilai ajaran leluhur dan membentuk generasi bangsa yang lebih baik,” jelasnya.
Dian juga menyebutkan tiga target capaian utama Puanhayati ke depan, yakni kaderisasi dan kepemimpinan, peningkatan SDM dan keterampilan, serta pewarisan nilai-nilai kepercayaan kepada generasi muda.
“Kita harus sadar bahwa perempuan bukan hanya pelengkap, tetapi aset bangsa sekaligus pewaris nilai-nilai luhur lokal yang menjadi fondasi peradaban. Maka dari itu, penting bagi perempuan untuk terus menunjukkan eksistensinya. Kita terbang bukan untuk meninggalkan akar, melainkan untuk membuktikan bahwa kita hadir dan tetap memiliki posisi penting dalam berbagai lini kehidupan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Puanhayati Gresik, Suparni, menyebut kehadiran Puanhayati merupakan bentuk perjuangan perempuan penghayat dalam menghadapi tantangan sosial di masyarakat.
“Kami berharap Puanhayati Gresik dapat berkembang dan mampu berkolaborasi lintas sektor, serta menjaga kerukunan antarumat beragama,” ujar perempuan asal Desa Sumengko, Wringinanom tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten III Pemerintah Kabupaten Gresik, Misbahul Munir, menyoroti pentingnya peran perempuan dalam masyarakat, khususnya dalam penanganan masalah stunting.
“Pencegahan stunting bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal pola asuh. Saat ini banyak ibu muda yang cenderung sibuk dengan gadget daripada mendampingi tumbuh kembang anak,” tandasnya.
Diketahui, dalam praktik ibadahnya, para penghayat kepercayaan memiliki tradisi spiritual khas, seperti duduk tempuh di atas kain putih berbentuk belah ketupat, serta melakukan tiga sujud kepada Yang Maha Kuasa sebagai bentuk pensucian diri, permohonan ampun, dan pertobatan.
Ada pula ibadah khusus yang dilakukan setiap malam Jumat Wage, sebagai penghormatan atas malam turunnya wahyu sujud. Tradisi ini menjadi salah satu bentuk ketaatan spiritual yang terus dilestarikan oleh para penghayat kepercayaan.