Pameran Fotografi Gresik Sumpek, Suara Mahasiswa tentang Sumpeknya Kota

GresikSatu | Sebuah pameran fotografi bertajuk Gresik Sumpek digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi G-PRET Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Kamis (24/4/2025).

Bertempat di Galeri Loteng Kemasan, lantai dua Cafe Sualoka, pameran ini menjadi suara visual para mahasiswa tentang bagaimana mereka memaknai sesaknya hidup di kota sendiri.

Pameran ini merupakan bagian dari agenda tahunan UKM G-PRET yang digelar setelah pelatihan dasar fotografi. Tahun ini, sebanyak enam pameris muda dari kalangan mahasiswa semester awal menampilkan 122 karya hasil proses kreatif yang berlangsung sejak Februari lalu.

Ketua pelaksana, Pramesty Hidayatus Sya’bana menjelaskan, tema “Gresik Sumpek” bukan ditujukan untuk menyudutkan atau mencemooh Gresik. Melainkan sebagai ajakan untuk merenung bersama tentang hal-hal yang membuat kota ini terasa sumpek—dalam arti sesak, padat, atau bahkan menyesakkan.

Baca juga:  Yuk Ikutan! UKM G-PRET UMG Gelar Kompetisi Fotografi Pesona Gresik

“Di sini kita tidak berbicara bahwa Gresik itu sumpek. Tapi lebih kepada, apa yang membuat kita merasa sumpek. Ini soal perspektif, soal kepekaan,” ujar Pramesty.

Ia menambahkan bahwa pameran ini menjadi ruang belajar, berekspresi, sekaligus media refleksi mahasiswa terhadap kota tempat mereka hidup dan tumbuh.

“Kami ingin menyuguhkan narasi visual yang jujur dan personal. Bukan hanya potret fisik kota, tapi juga emosi dan cerita di baliknya,” tambahnya.

Salah satu pameris, Hafis, menampilkan kisah tukang sapu jalanan yang tetap bersyukur meski hidup dalam keterbatasan. Tak hanya menyapu, tokoh dalam fotonya juga menjajakan pentol untuk menambah penghasilan.

“Saya ikut beliau menyapu dari pagi. Ketulusan dan kesederhanaannya sangat menyentuh. Saya ingin menunjukkan bahwa di balik sumpeknya kota, ada orang-orang yang tetap kuat dan bersyukur,” kata Hafis.

Baca juga:  Festival Kampung Nelayan Hotel Santika, Merayakan Citra Gresik sebagai Kota Bandar

Sementara itu, Zaki menyumbangkan karya berjudul Jalan Sumpek yang menggambarkan padatnya lalu lintas kota. Lewat foto tersebut, ia mempertanyakan, “Apakah jalan ini sumpek karena kendaraan, atau karena kota ini tak pernah memberi ruang bernapas?”

Esty, sebagai tim kurator, menekankan bahwa pameran ini tidak menawarkan solusi, melainkan mengundang audiens untuk merasa dan berpikir.

“Pameran ini adalah ajakan untuk menyimak dan merenung. Untuk memahami bahwa sumpek itu bukan hanya tentang fisik kota, tapi juga tentang tekanan hidup, tentang ruang batin yang tak lagi punya ruang,” jelas Esty.

Pameran Gresik Sumpek akan berlangsung hingga Jumat (25/4/2025), ditutup dengan sarasehan dan pertunjukan live music. Sebagai penutup, momen ini dirancang menjadi ruang dialog dan perayaan atas keberanian para mahasiswa menyuarakan keresahan secara jujur.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler