Penanganan Banjir Kali Lamong, Pemkab Gresik Targetkan Kolam Retensi Baru di Kedamean

GresikSatu | Pemerintah Kabupaten Gresik terus memperkuat langkah konkret dalam menangani banjir Kali Lamong yang kerap menjadi momok tahunan, terutama bagi warga di wilayah selatan Gresik.

Salah satu strategi yang disiapkan pada tahun 2025 adalah pembangunan kolam retensi baru di Kecamatan Kedamean. Fasilitas ini ditargetkan menjadi pelengkap dari kolam retensi yang telah ada di Cerme, guna menampung limpahan air saat hujan deras mengguyur wilayah hulu Kali Lamong.

Plt Bupati Gresik, dr Asluchul Alif menyampaikan, banjir yang terjadi pada pekan lalu menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Namun ia bersyukur, air cepat surut dalam waktu satu hari berkat pembangunan infrastruktur yang selama ini dilakukan secara bertahap.

“Kalau ditanya apakah bisa benar-benar tidak banjir? Kita tidak akan pernah bisa menyebutkan itu. Tapi yang kami ukur adalah seberapa cepat air bisa surut dari rumah warga dan jalanan. Ini menunjukkan hasil dari kerja keras bertahun-tahun, baik di masa pemerintahan sebelumnya maupun yang kami lanjutkan sekarang,” ujar dr Alif, Selasa (17/6/2025).

Baca juga:  Banjir Kali Lamong Tutup Akses Jalan Morowudi 

Menurutnya, Pemkab Gresik tak lagi hanya bergantung pada program Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Melainkan juga mulai mengalokasikan dana dari APBD guna mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir secara mandiri.

Pada 2025 mendatang, Pemkab menganggarkan pembebasan lahan untuk pembangunan kolam retensi di Kedamean. Rencananya, pembangunan fisik kolam akan dibiayai Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sementara pembebasan lahannya ditanggung Pemkab Gresik.

“Kalau ini jadi, berarti kita punya dua kolam retensi. Satu di Cerme dan satu lagi di Kedamean. Ini sangat penting karena banjir besar minggu lalu paling parah terjadi di Desa Dapet, Kecamatan Balongpanggang, dengan ketinggian air mencapai pusar orang dewasa,” jelasnya.

Selain kolam retensi, Alif juga menyebut bahwa anggaran 2025 turut dialokasikan untuk pembebasan lahan pembangunan tanggul. Tanggul tersebut berbeda dengan parit beton yang dibangun oleh BBWS, dan dirancang untuk memperkuat sistem pengendalian air di sepanjang aliran Kali Lamong.

Baca juga:  Waduk Wotan Panceng Jebol, Ratusan Rumah Terendam

Di tahun ini, Gresik juga mendapatkan proyek pembangunan parapet sepanjang 400 meter dengan nilai sekitar Rp 30 miliar. Proyek tersebut membentang dari Mojokerto hingga Surabaya, dan diharapkan dapat memperkuat penahan air saat debit sungai meningkat.

“Normalisasi juga terus berjalan, dari Benjeng hingga Balongpanggang sepanjang 19 kilometer. Kami targetkan rampung di 2026, termasuk pembangunan kolam retensi tambahan di Balongpanggang,” ungkap dr Alif.

Tak hanya dari sisi infrastruktur, Pemkab Gresik juga memperkuat koordinasi penanggulangan bencana. Setiap kali banjir terjadi, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BPBD Gresik, BPBD kabupaten tetangga, serta menyiagakan Dinas Sosial untuk pembukaan dapur umum sesuai prosedur.

“Kami tidak ingin ada warga yang tidak bisa makan saat banjir. Selain itu, edukasi juga penting. Kami imbau masyarakat tidak bermain di air banjir karena berbahaya dan bisa menimbulkan kecelakaan yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler