GresikSatu | Ramadan selalu menjadi momentum yang tepat bagi para penjual makanan khas untuk meraup keuntungan lebih. Salah satu kuliner yang selalu diburu saat bulan suci ini adalah bongko kopyor.
Bongko kopyor merupakan makanan khas Gresik yang memiliki rasa manis dan gurih. Terbuat dari campuran santan, tepung, pisang, kelapa muda (kopyor), dan isian lainnya yang dikukus dalam bungkus daun pisang. Makanan ini menjadi favorit warga setempat, terutama sebagai takjil berbuka puasa.
Di Gresik, kuliner ini telah menjadi hidangan legendaris yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu penjual yang tetap eksis hingga kini adalah Siti Fatimah (64), yang setiap hari bisa menghabiskan ratusan porsi bongko kopyor.
“Udah turun-temurun, dari nenek dulu, sebelum ada saya,” ungkapnya, Rabu (12/3/2025).
Siti Fatimah atau yang akrab disapa Yu Tima ini berproduksi di Jalan Kyai Sahlan 16 No 13, Desa Manyar Sidomukti, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Ia mengaku telah melanjutkan usaha keluarganya sejak puluhan tahun lalu.
“Sehari bisa 150 pcs, banyak orderan, momentum pas Ramadan,” tambahnya.

Tidak hanya bongko kopyor, Siti Fatimah juga menjual jajanan khas lainnya seperti pudak dan bongko iwak. Bongko iwak sendiri merupakan variasi bongko yang di dalamnya terdapat ikan atau udang yang telah dihaluskan, kemudian dicampur dengan bumbu khas sebelum dikukus dalam daun pisang.
“150 itu cuman bongko kopyor saja, dan tinggal naruh di toko atau antar pesanan karena pelanggannya sudah banyak,” terangnya.
Dengan harga Rp8.000 per porsi, bongko kopyor buatan Siti Fatimah banyak dipesan oleh pelanggan dari berbagai daerah. Banyak pembeli yang sudah berlangganan bertahun-tahun karena rasa otentik dan kualitas yang tetap terjaga.
“Bongko kopyor ini sudah jadi makanan wajib setiap Ramadan, kalo selain ramadan orderannya tidak sampe segitu,” pungkasnya.