Perihal Grafologi

Kita pernah membaca novel atau menonton kartun yang berkisah detektif. Sang tokoh detektif biasanya beradegan mengamankan barang bukti berupa surat. Kadang pula sang tokoh beradegan mengamati tulisan tangan seseorang atau pelaku, barangkali terselip sedikit petunjuk yang belum teradar dari jangkauannya. Kita yang mengetahui adegan sang tokoh detektif jadi takjub: ternyata sesuatu kegelapan dapat dicercah lewat kata-kata yang ditulis tangan.

Apakah di antara kita telah mengetahui bahwa ada ilmu yang serupa dengan adegan sang tokoh detektif di atas? Ya, nama ilmu tersebut adalah grafologi. Kata grafologi diambil dari bahasa Yunani, yaitu kata “graph” berarti tulisan; dan “logos” berarti ilmu pengetahuan. Kalau kita maknai, grafologi adalah ilmu pengetahuan tentang tulisan tangan. Tidak hanya tulisan tangan saja, grafologi dapat digunakan pada tanda tangan.

Tidak heran ketika kita akan mendaftar ke suatu lembaga, salah satu syaratnya berupa surat yang ditulis tangan. Barangkali “pembacaan” tulisan tangan dilakukan suatu lembaga agar mengetahui diri atau mencari potensi yang belum kita sadari. Atau grafolog memberikan keterangan ilmu lewat “pembacaan” sehingga mengungkap kasus pemalsuan tanda tangan.

Perihal “pembacaan” ini dapat kita rujuk pada karya Yani Santoso dan HM Taufiqi di buku “Graphology for Teaching, Parenting, and Therapy” (2017), bahwa: “…Kandungan tulisan berasal dari alam bawah sadar sehingga hanya mencerminkan 10% hingga maksimal 12.5% saja dari eksistensi orang tersebut. Namun bentuk fisik tulisan, goresan, tekanan huruf demi huruf, serta cara dia menata tulisan adalah gambaran dari alam bawah sadarnya sehingga 87.5% – 90% bahkan 100% mencerminkan siapa sesungguhnya orang tersebut.”

Potret Yani Santoso
Sumber: diolah dari poster kegiatan via Instagram (2021)

Praktisi

Yani Santoso, salah satu penulis yang kita rujuk di atas, adalah praktisi intuitif grafologi asal Gresik. Dia beralamat tinggal di Jalan Intan, Pondok Permata Suci, Gresik. Dia lahir pada tahun 1966 dengan masa kecil dan remaja di Gresik. Tahun 1988, dia menyelesaikan pendidikan S-1 (Drs) di Unesa (IKIP Surabaya jurusan pendidikan sejarah).

Sebagai pendidik sejarah, dia pernah meraih prestasi, antara lain: Penulis terbaik rubrik seni budaya pada majalah media Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur periode 2007-2008; Penulis terbaik rubrik pini dianta pada majalah media Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur periode 2008-2009; serta Penulis terbaik artikel pendidikan kategori tingkat/jenjang guru SD/MI pada majalah media Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur periode 2009-2010.

Sebagai grafolog, dia memperoleh pelbagai sertifikat, antara lain: Certified of Hypnotherapist and Professional Hypnotherapist – IBH; Certified of Instant Change Technikal (Practioner); dan Certified of Handwriting Analysis – Valencia Penny.

Yani Santoso mengisi beberapa kegiatan workshop, seminar, hingga konsultasi yang berhubungan dalam pengembangan keilmuan di dunia pendidikan. Sering pula perusahaan berkaliber nasional menggunakan jasanya. Di masa pandemi Covid-19, kegiatannya sering terlaksana secara daring via aplikasi Zoom dan Instagram.

Suasana Workshop 2019 (sebelum pandemi Covid-19)
Sumber: Yani Santoso

Yani Santoso bercerita bahwa grafologi merupakan cabang ilmu psikologi. Dia menambahkan grafolog harus menggunakan 10 pilar grafologi untuk menganalisis tulisan tangan, antara lain: garis dasar, tekanan, kemiringan, jarak tulisan, jarak tepi tulisan, ukuran huruf, wilayah huruf, kecepatan tulisan, sambungan, dan tanda tangan. Selain itu, grafolog juga membutuhkan alat ukur akurat untuk menganalisis, yaitu: grafometer.

Salah satu halaman buku “Graphology for Teaching, Parenting, and Therapy”
Gambar: Aji (2022)

Menurut Yani Santoso, grafologi dapat membaca karakter seseorang, misal apakah penulis tangan memiliki karakter yang percaya diri atau sebaliknya. Grafologi juga dapat menjadi pengembangan proses pendidikan seperti konsultasi akademik, pemilihan jurusan, hingga mendeteksi masing-masing kebutuhan kelas.

Bagi orang tua yang ingin mengembangkan karakter dan kepribadian anaknya, grafolog bisa memberikan terapi (grafotherapi). Yani Santoso menerangkan grafotherapi berdasar pada teori bahwa tulisan tangan adalah “tulisan otak”. Karena itu, grafotherapi merupakan salah satu jalur tercepat untuk mengembangkan karakter dan kepribadian anak.**

 

Catatan: Kolom Sastra GresikSatu diasuh oleh penyair dan penikmat seni rupa Aji Saiful Ramadhan yang tinggal di Gresik.

 

Daftar Bacaan

Dr. HM Taufiqi, SP., M.Pd dan Drs. Yani Santoso, C.Ht (2017), “Graphology for Teaching, Parenting, and Therapy”, Malang: Genius Media

 

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres