GresikSatu | PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (UP) Gresik memastikan proyek relokasi Tube Skid Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Pulau Bawean berjalan sesuai rencana.
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik, terutama saat cuaca ekstrem yang kerap menghambat distribusi bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG).
Manager Business Support PT PLN NP UP Gresik, Satriyo, menyatakan bahwa proyek ini akan meningkatkan kapasitas penyimpanan CNG di PLTMG Bawean, sehingga durasi ketersediaan bahan bakar bertambah dari 7 hari menjadi 10 hari operasi (HOP).
“Dengan demikian, risiko pemadaman listrik akibat keterlambatan pasokan CNG dapat diminimalkan,” kata Satriyo dalam rilis yang diterima, Kamis (7/3/2025).
Proyek ini, lanjut dia, didasarkan pada pengalaman pemadaman listrik di Pulau Bawean pada akhir 2022 akibat cuaca buruk yang menghambat pasokan CNG.
“Dengan adanya tambahan kapasitas penyimpanan, ketahanan energi di Pulau Bawean dapat lebih terjamin,” tuturnya.
Antisipasi Dampak bagi Nelayan
Satriyo mengakui adanya kekhawatiran dari sebagian nelayan terkait proyek ini, terutama mengenai dampak terhadap aktivitas melaut selama proses relokasi berlangsung.
Namun, PLN NP UP Gresik telah mengambil langkah antisipatif dengan membangun fasilitas dermaga nelayan di sebelah timur dermaga eksisting.
“Dengan langkah ini, aktivitas nelayan tetap berjalan tanpa gangguan meskipun proyek sedang berlangsung,” ujarnya.
Selain itu, nelayan juga menyampaikan kekhawatiran terkait aspek keselamatan saat pengisian BBG melalui pipa. PLN memastikan bahwa seluruh proses ini telah memenuhi standar keselamatan tertinggi.
“Setiap pekerjaan dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten, sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang terverifikasi dan diawasi ketat berdasarkan sistem Contractor Safety Management System (CSMS),” jelasnya.
Satriyo juga menegaskan bahwa seluruh infrastruktur gas akan melalui inspeksi dan sertifikasi oleh pihak berwenang untuk memastikan keamanannya selama pengoperasian.
“Dengan demikian, nelayan tidak perlu khawatir terhadap potensi risiko saat beraktivitas di sekitar fasilitas ini,” bebernya.
Latar Belakang dan Dampak Positif Proyek
Pulau Bawean sempat mengalami pemadaman listrik selama lebih dari dua pekan pada akhir 2022 akibat gelombang tinggi yang menghambat pengiriman CNG menggunakan kapal LCT.
Saat itu, stok CNG di PLTMG Bawean hanya mampu bertahan selama 7 hari, sehingga ketika kapal pengangkut tidak dapat berlayar, PLTMG terpaksa berhenti beroperasi.
Sebagai solusi, PLN NP UP Gresik mengambil inisiatif untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan CNG dengan merelokasi 12 tube skid dari PLN NP UP Muara Tawar.
Tambahan kapasitas ini setara dengan 2 MMSCF, sehingga durasi operasional PLTMG Bawean bertambah menjadi 10 hari.
Untuk memastikan kelancaran proyek ini, PLN juga membangun infrastruktur pendukung, termasuk fasilitas dermaga yang memungkinkan mobilisasi peralatan proyek tanpa mengganggu aktivitas nelayan.
“Kami menerapkan prinsip zero accident dalam setiap tahapan proyek dan memastikan seluruh kontraktor yang terlibat memenuhi standar keselamatan ketat dalam CSMS. Selain itu, semua infrastruktur yang dibangun akan melewati inspeksi dan sertifikasi oleh pihak berwenang sebelum digunakan,” kata Satriyo.
Sekedar diketahui, pada 28 Februari 2025 lalu, PLN NP UP Gresik jga telah melakukan sosialisasi kepada nelayan di Kantor Desa Sungai Teluk Bawean guna memberikan pemahaman mengenai proyek ini serta menjawab kekhawatiran masyarakat.