Program Bunda Puspa, Usaha Telur Asin Mantul Milik Yayuk Irawati Lebih Laris dan Terkenal 

GresikSatu | Program pemberdayaan usaha perempuan, Bantuan untuk Pemberdayaan Perempuan Usaha dan Pendidikan Anak (Bunda Puspa) oleh Pemkab Gresik dirasakan Yayuk Irawati asal Desa Kramatinggil, Kecamatan /Kabupaten Gresik.

Perempuan usia 45 tahun ini, memiliki usaha membuat telur asin mantul. Dengan program tersebut, usaha yang digeluti bersama suaminya tambah laris dan terkenal. 

Bahkan, dirinya pun merasakan kemudahan penjualan setelah usahanya masuk ke program Bunda Puspa. Yang awalnya hanya dibeli warga sekitar, kini warga luar desa hingga warga Kabupaten Lamongan membeli produk usahanya. 

Yayuk menceritakan, tak mudah baginya untuk bangkit dalam usahanya, sejak suaminya meninggal. Dirinya pun juga ada tanggung jawab menghidupi kebutuhan tiga anaknya. Saat suaminya masih ada, ia juga sempat jualan gula kapas dan gulali di sekolah dasar, karena pandemi Covid-19, semuanya berubah.

“Karena pandemi Covid-19 saya dan suami belajar membuat telur asin dari saudaranya yang berasa di malang,” ucapnya, Kamis (9/3/2023). 

Yayuk mulai belajar mencoba membuat 100 biji terlebih dahulu, kemudian dijual ke warung-warung dekat rumah. Dengan pembuatannya, pertama-tama telur bebek dibersihkan dengan air mengalir, sambil digosok-gosok kulit cangkang biar agak renggang. Setelah bersih dilumuri dengan garam grosok, sama batu merah yang sudah dihaluskan. 

“Dilumuri sampai kulitnya terbungkus batu merah dan garam. Kemudian dibiarkan beberapa hari, diliat kadar garamnya banyak atau sedikit, lalu diambil 15 hari 17 hari panen atau jadi telur asin,” ujarnya. 

Perempuan yang tinggal di Jalan Kapten Dulasim gang XI nomor 10, desa setempat, mengaku baru setahun mengikuti Bunda Puspa. Dengan inten mengikuti pelatihan satu bulan 3 kali pertemuan. 

“Setiap minggu ada pelatihan, Kemudian produk saya masuk 10 besar. Telur asin buatan saya terus melaju hingga masuk tiga besar dan ikut pameran,” jelasnya. 

Dalam sehari, telur asin uang dibuat sekitar 200 biji telur asin. Jika ada pesanan, Yayuk mampu membuat telur asinya hingga 300 biji sehari.

“Alhamdulilah bisa memperkenalkan produk ke masyarakat umum. Alhamdulilah sekarang tidak hanya Kramat Inggil saja, ada yang pesan dari Lamongan, Duduksampeyan. Saat ikut pameran, telur asin buatan saya disebarkan ke teman-teman,” urainya. 

Dari usaha tersebut, ia meraup keuntungan sekitar Rp 350 ribu hasil dari menjual 100 biji telur asin setiap minggunya. Saat mengikuti program bunda puspa, mampu memproduksi menjadi 250 biji dengan omset Rp 875 ribu setiap minggunya. Ketika ada pameran bisa laku 170 telur asin setiap harinya.

“Itu belum termasuk kalau dapat pesanan dalam jumlah banyak,” katanya.

Dalam mengikuti program Bunda Puspa, produk Yayuk banyak dikenal dan sudah ada Nomor Induk Berusaha (NIB), dan sertifikat halal. 

“Dengan adanya bunda puspa. Bisa buat pengalaman seperti ada labelnya. Karena label itu penting dan menjadi daya tarik pembeli. Saya kasih nama telur asin mantul. Saat ikut bunda puspa juga dijelaskan label berpengaruh kita berusaha label menarik dan mudah diingat,” tambahnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres