Program Taruna Makmur, Strategi Petrokimia Gresik Siapkan Petani Muda Masa Depan

GresikSatu | Petrokimia Gresik kembali menunjukkan peran aktifnya dalam regenerasi petani Indonesia dengan menerjunkan ratusan mahasiswa pertanian ke berbagai daerah lewat program Taruna Makmur. Inisiatif ini menjadi langkah strategis perusahaan dalam mencetak petani muda yang siap menghadapi tantangan masa depan pertanian.

Sebanyak 54 mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan LPP Yogyakarta resmi diberangkatkan dari Gresik menuju berbagai wilayah Indonesia untuk menjalani magang selama enam bulan. Mereka akan mendampingi petani sebagai tenaga agronomis muda dalam mendukung produktivitas dan inovasi pertanian nasional.

Senior Vice President (SVP) Umum Petrokimia Gresik, Waluyo Sirdjo, menyatakan bahwa regenerasi petani merupakan isu strategis yang harus diatasi bersama, mengingat sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

“Sektor pertanian berperan vital dalam menjaga ketahanan dan stabilitas pangan nasional. Namun saat ini, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) terus menurun, dan mayoritas pelaku usaha tani adalah kelompok usia lanjut. Ini tentu menjadi alarm bagi keberlangsungan sektor pertanian kita,” ujar Waluyo, Rabu (2/7/2025).

Melalui program Taruna Makmur, Petrokimia Gresik tidak hanya menyediakan sarana produksi pertanian, tetapi juga berupaya aktif dalam pengembangan sumber daya manusia. Inisiatif ini sejalan dengan visi perusahaan sebagai penggerak solusi agroindustri yang berkelanjutan.

Baca juga:  Wujud Syukur Umur Ke 51, Petrokimia Gresik Bagi Berkah Senilai Miliaran Rupiah ke Tukang Becak

“Kami ingin hadir lebih dari sekadar produsen pupuk. Lewat program ini, mahasiswa diberi pengalaman langsung di lapangan, berinteraksi dengan petani, menerapkan teknologi budidaya, hingga membantu penguatan administrasi pertanian. Harapannya, ini akan menumbuhkan minat dan semangat generasi muda untuk kembali ke sektor pertanian,” jelasnya.

Program Taruna Makmur sendiri dimulai sejak tahun 2022. Dalam perjalanannya, program ini terus menunjukkan pertumbuhan signifikan, baik dari sisi jumlah peserta maupun cakupan wilayah pendampingan. Pada Batch VII ini, total 54 mahasiswa berhasil direkrut dengan rincian sebagai berikut:

Yakni, Polbangtan Malang: 23 mahasiswa, Polbangtan Yogyakarta-Magelang: 11 mahasiswa, LPP Yogyakarta: 13 mahasiswa, Polbangtan Bogor: 4 mahasiswa dan Polbangtan Medan: 3 mahasiswa.

Menurut Waluyo, antusiasme mahasiswa terhadap program ini terus meningkat. Hal tersebut juga dibarengi dengan dukungan dari berbagai lembaga pendidikan yang melihat potensi besar dari kolaborasi ini.

“Semakin banyak institusi pendidikan yang mengirimkan mahasiswanya ke program ini. Ini membuktikan bahwa Taruna Makmur makin dipercaya sebagai wadah pembelajaran praktik dan kontribusi nyata untuk masa depan pertanian Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga:  Petrokimia Gresik Raih Juara Livoli Divisi Utama 2023

Selama proses pemagangan, para Taruna Makmur akan bertugas sebagai field agronomist. Peran mereka tidak sekadar mendampingi budidaya, namun juga menjadi jembatan dalam memperkenalkan teknologi pertanian modern kepada petani lokal. Selain itu, mereka juga diharapkan mampu membangun relasi sosial dan manajerial di desa-desa binaan.

“Kami ingin mereka tidak hanya menjadi pelaku teknis, tapi juga inspirator. Dengan pengalaman langsung ini, kami yakin banyak di antara mereka yang kelak akan menjadi pemimpin pertanian masa depan—baik sebagai penyuluh, pengusaha tani, maupun pembuat kebijakan,” tandas Waluyo.

Petrokimia Gresik meyakini bahwa masa depan pertanian Indonesia bergantung pada sejauh mana generasi muda bisa dilibatkan secara konkret dan diberi ruang untuk berkembang. Oleh karena itu, investasi pada generasi muda bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

“Kami berharap, setelah menyelesaikan program ini, para Taruna Makmur bisa membawa semangat baru dalam pembangunan pertanian di daerahnya masing-masing. Mereka adalah duta regenerasi petani yang membawa misi besar: menyelamatkan pertanian Indonesia dari krisis usia dan inovasi,” pungkas Waluyo.

Reporter:
Aam Alamsyah
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler