GresikSatu | Komitmen PT Smelting dalam mendukung industri kreatif dan kerajinan lokal kembali ditegaskan melalui kerja sama strategis dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Gresik.
Kolaborasi ini resmi dimulai lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang digelar di Kantor PT Smelting pada Selasa (24/6/2025).
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Ketua Dekranasda Gresik, Nurul Haromaini Ali Ahmad Yani, dan Manager General Affairs PT Smelting, Indra SW Junor.
Indra SW Junor menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk komitmen berkelanjutan PT Smelting untuk mengangkat potensi batik khas Gresik agar tidak hanya dikenal secara lokal, namun juga menembus pasar internasional.
“Kami ingin membuat batik khas Gresik lebih dikenal, bukan hanya di Gresik tapi populer dan mendunia,” ungkap Manager General Affairs PT Smelting, Indra SW Junor.
Ia menambahkan, kerja sama tersebut telah berlangsung selama tiga tahun berturut-turut melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang fokus pada pemberdayaan industri batik lokal.
Menurut Indra, tujuan dari kolaborasi ini bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga memastikan bahwa para pengrajin sebagai ujung tombak industri kreatif benar-benar merasakan manfaat secara ekonomi.
“Kami tidak hanya ingin membuat batik Gresik lebih populer, tapi juga meningkatkan kesejahteraan para pengrajinnya,” jelasnya.
PT Smelting pun berkomitmen melibatkan para pengrajin dalam setiap tahapan proses kreatif, mulai dari perancangan motif, produksi hingga strategi pemasaran. Harapannya, nilai tambah dari batik Gresik dapat lebih besar dirasakan oleh para pembuatnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Gresik, Nurul Haromaini Ali Ahmad Yani, menyampaikan apresiasi atas konsistensi dukungan PT Smelting terhadap pelaku ekonomi kreatif, khususnya dalam bidang batik.
“Tahun ini Dekranasda Gresik menggelar lomba desain fashion wastra Gresik dengan tujuan melahirkan bibit desainer lokal agar batik Gresik bisa lebih dihargai dan dipasarkan lebih luas,” jelas Nurul Haromaini.
Ia menuturkan, inisiatif tersebut lahir dari keprihatinan bahwa masih banyak warga Gresik yang mengenakan batik dari daerah lain, atau busana Gresik yang justru didesain oleh pihak luar.
“Kita ingin melahirkan desainer-desainer muda yang tak hanya terampil menggambar, tapi juga mengaplikasikannya dalam bentuk fashion yang dikenakan,” tambahnya.
Lomba desain ini terbuka untuk umum dengan rentang usia peserta antara 16 hingga 35 tahun. Setiap peserta diwajibkan menciptakan desain batik dengan ciri khas Gresik yang disertai filosofi di balik motifnya. Desain-desain terpilih nantinya akan diwujudkan dalam bentuk busana siap pakai dan ditampilkan dalam perhelatan Dekranasda Fest.
Kolaborasi PT Smelting dan Dekranasda Gresik diharapkan menjadi langkah strategis untuk mengangkat kearifan lokal sekaligus membuka peluang baru bagi para desainer dan pengrajin muda di Kota Santri.