GresikSatu | Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik menjelaskan keterbatasan pupuk bersubsidi, penerima hak pupuk bersubsidi diharap bersabar sementara.
Skema pupuk bersubsidi di batasi dari jumlah alokasi, jenis pupuk, penerima, dan komoditas yang berhak. Hanya digelontorkan jenis Urea dan NPK, serta dibatasi untuk sembilan komoditas, yaitu: padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah, tebu, kopi dan kakao.
Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro mengatakan terdapat regulasi khusus yang mengatur pupuk subsidi. Diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 yang diberlakukan per 1 Juli 2022 lalu tentang penyaluran pupuk subsidi.
“Sesuai regulasi, Pemerintah Pusat mengatur alokasi penyaluran pupuk subsidi yang dianggap sesuai. Di Gresik hanya diberikan 8 komoditas, karena tidak ditanam kakao. Meski begitu, banyak petani kacang hijau yang sekarang bahkan sudah tidak mendapatkan jatah subsidi,” ungkapnya, Jum’at (17/2/2023).
Eko menambahkan, petani yang berhak mendapat pupuk subsidi harus terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), dan menggarap lahan maksimal dua hektare.
“Ada petani yang tidak bisa mendapat subsidi pupuk, yaitu Petani tambak,” katanya.
Diterangkan, alokasi subsidi pupuk belum mampu mencukupi kebutuhan petani di Gresik. Terjadi gap antara kebutuhan dan alokasi yang diberikan pemerintah. Kebutuhan Urea petani yang tercatat dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2022 sebesar 28.724 ton, sementara kebutuhan NPK sebanyak 29.341 ton. Namun e-Alokasi Urea di Gresik tahun 2023 hanya sekitar 26.083 ton, dan e-Alokasi NPK sebesar 13.378 ton.
“Alokasi Urea hanya memenuhi 91 persen dari kebutuhan petani di Gresik. Sedang NPK, hanya 46 persen. Inilah yang menimbulkan keluhan kelangkaan pupuk dari petani. Saya berharap masyarakat bersabar atas keterbatasan ini,” imbuhnya (ovi/aam)