GresikSatu | Suasana Jalan Sindujoyo, Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik, mendadak penuh warna pada Kamis pagi (5/6/2025).
Ratusan warga tumpah ruah di pinggir jalan, menyambut parade kambing berkostum unik dalam gelaran Qurban Runners Kalitutup Gresik 2025.
Sebanyak 300 ekor kambing menjadi bintang utama dalam arakan sejauh satu kilometer tersebut.
Tak sekadar diarak, masing-masing kambing tampil memikat dengan kostum-kostum lucu dan penuh kreativitas—mulai dari seragam sekolah, tokoh kartun, hingga gaya skena anak muda.
Salah satu kambing tampil mengenakan seragam sekolah lengkap: kacamata merah menyala, topi, tas bergambar Batman, dan kaos kaki mini.
Sementara itu, seekor kambing lain mencuri perhatian dengan dandanan ala Pak Raden, lengkap dengan blangkon, kacamata hitam, dan kerincingan yang bergemerincing setiap kali berjalan.
Ada pula kambing yang bergaya ala anak tongkrongan kota—menggunakan kacamata stylish, topi, syal, kemeja kotak-kotak, hingga aksesori rantai.
Beberapa pemilik bahkan menghias leher kambing mereka dengan kalung bunga rajut, pita warna-warni, dan pernak-pernik khas Idul Adha.
Tradisi, Edukasi, dan Promosi Peternakan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro, menyebut acara ini sebagai bukti semangat gotong royong dan kecintaan warga terhadap dunia peternakan.
“Mudah-mudahan tahun depan lebih baik lagi. Pemerintah daerah hadir untuk menjaga kesehatan hewan. Terima kasih sudah berkontribusi ke Pemda Gresik. Semoga kurban njenengan diterima dan mendapat ganjaran dari Allah,” ujar Eko saat membuka acara.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk hiburan, tetapi juga bagian dari edukasi publik mengenai pentingnya kesehatan dan pemeliharaan hewan kurban.
“Dengan melibatkan 300 kambing, ini menjadi media edukasi tentang bagaimana memelihara hewan ternak dengan baik. Kita kemas konsepnya seperti lari-lari kecil di ibadah haji, tetapi dengan sentuhan lokal yang unik,” tambahnya.
Dorong Generasi Muda Terjun ke Dunia Ternak
Plt Bupati Gresik, dr Asluchul Alif, turut hadir dan mengapresiasi inisiatif warga Kalitutup. Ia menilai acara ini mampu menyentuh dua sisi penting sekaligus: pelestarian tradisi dan penguatan ekonomi lokal.
“Acara ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga edukatif. Ini menjadi salah satu cara mengurangi pengangguran, bagaimana mereka bisa tertarik menjadi peternak-peternak muda dengan kualitas ternak unggulan,” tuturnya.
Menurutnya, sektor peternakan di Gresik menyimpan potensi besar, tetapi masih belum banyak diminati oleh generasi muda.
“Kita ingin dorong mindset baru bahwa peternakan itu penting dan menjanjikan secara ekonomi. Dengan kreativitas dan pendekatan tradisional seperti ini, anak-anak muda lebih mudah tertarik,” katanya.
Parade dimulai dari depan SMP NU 1 Kalitutup, menyusuri Jalan Sindujoyo, lalu kembali ke titik awal. Di garis finish, masing-masing kambing mendapat kalung medali layaknya pelari sungguhan. Hal ini membuat suasana makin riuh dan meriah, disambut tepuk tangan warga yang antusias sejak pagi hari.
Bagi warga Kalitutup, ajang tahunan ini adalah bentuk semangat kolektif menyambut Idul Adha, sekaligus menunjukkan bahwa hewan kurban bukan hanya komoditas, tetapi juga bagian dari tradisi budaya yang layak dirayakan secara kreatif.
“Kami warga sini sudah tunggu-tunggu setiap tahun. Seru, lucu, dan jadi ajang ketemu antarwarga juga. Anak-anak juga senang lihat kambing-kambing lucu,” kata Yuni (37), salah satu warga yang datang bersama anaknya.