GresikSatu | Kondisi infrastruktur pendidikan di Kabupaten Gresik menjadi perhatian serius. Ratusan bangunan sekolah di Gresik dilaporkan mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan segera.
Total sebanyak 760 ruang kelas tingkat SD dan SMP negeri di Kabupaten Gresik mengalami kerusakan parah. Mulai dari atap bocor, dinding retak, hingga ruang kelas yang tidak layak, kondisi ini harus segera ditangani agar tidak mengganggu proses pembelajaran siswa.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Gresik, dr Asluchul Alif, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk melakukan perbaikan secara bertahap. Ia menargetkan perbaikan sekolah yang rusak dapat tuntas dalam lima tahun ke depan.
“Kami meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan pendataan dan pemetaan agar perbaikan bisa segera dilakukan dan tepat sasaran,” ungkapnya, Selasa (25/2/2025).
Untuk mencapai target tersebut, Pemkab Gresik akan mengoptimalkan berbagai sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat. Namun, prioritas perbaikan akan diberikan kepada sekolah dengan jumlah siswa yang banyak.
“Kalau sekolahnya rusak tapi siswanya sedikit atau tidak ada, mungkin bisa menunggu giliran,” tuturnya.
Pada tahun 2025, Pemkab Gresik telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 miliar guna memperbaiki ruang kelas yang mengalami kerusakan. Alif menargetkan jumlah ruang kelas yang rusak harus terus berkurang setiap tahunnya.
“Angka 760 itu harus terus bergerak turun. Kami akan mengoptimalkan berbagai sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Hariyanto, mengungkapkan bahwa setiap ruang kelas yang mengalami kerusakan membutuhkan anggaran sekitar Rp200 juta untuk diperbaiki.
“Dengan anggaran yang tersedia, diperkirakan tahun depan sekitar 60 ruang kelas bisa diperbaiki melalui APBD Gresik,” jelasnya.
Diharapkan, dengan langkah-langkah ini, kondisi sekolah di Gresik semakin membaik dan dapat memberikan lingkungan belajar yang aman serta nyaman bagi para siswa.