Ratusan Nelayan di Randuboto Gresik Gelar Tadisi Berburu Ikan untuk Sedekah Pembangunan Musholla

GresikSatu | Tradisi Kajak’an di Desa Randuboto, Gresik, kembali digelar setelah 28 tahun vakum. Ratusan nelayan turun ke laut bersama-sama, berburu hasil laut yang seluruh keuntungannya dipersembahkan untuk pembangunan musholla desa.

Dengan kapal masing-masing, para nelayan berlayar menuju tengah laut. Mereka memburu berbagai hasil laut seperti ikan sembilang, pari, kepiting, hingga kerang.

Seluruh hasil tangkapan kemudian ditimbang dan dijual, di mana seluruh hasil penjualannya didedikasikan untuk kegiatan sosial.

Tradisi yang sarat nilai budaya dan solidaritas sosial ini berlangsung sejak Minggu sore (27/4/2025) hingga Senin dini hari (28/4/2025).

Salah satu nelayan peserta Kajak’an, Subianto, menjelaskan bahwa kegiatan kali ini melibatkan sekitar 15 perahu besar, masing-masing berisi empat orang, untuk menangkap ikan. Selain itu, 52 perahu kecil juga diterjunkan khusus untuk pencarian kerang.

Baca juga:  Unik! Urus Administrasi di Randuboto Harus Bawa Bukti Tanam Pohon

“Secara keseluruhan ada sekitar 150 nelayan yang terlibat. Hasilnya lumayan, kami berhasil mengumpulkan dua kwintal kerang biasa, satu kwintal kerang darah, serta berbagai jenis ikan seperti sembilang dan beberapa kepiting,” ujar Subianto, Senin (28/4/2025).

Ia menambahkan, hasil tangkapan tersebut menghasilkan dana sekitar Rp15 juta setelah dijual. Seluruh dana itu langsung dialokasikan untuk mendukung pembangunan musholla baru di Desa Randuboto.

“Harapannya kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin setiap tahun, sebagai wujud nyata solidaritas sosial dan keagamaan warga,” ungkapnya penuh harap.

Sementara itu, Kepala Desa Randuboto, Andhy Sulandra, menyampaikan bahwa tradisi Kajak’an ini sempat vakum selama hampir tiga dekade atau sekitar 28 tahun, dan baru tahun ini kembali dihidupkan.

Ia mengaku bangga serta bersyukur atas antusiasme warganya dalam menghidupkan kembali tradisi tersebut. Menurutnya, kebangkitan Kajak’an membawa dampak positif, tidak hanya dalam pelestarian budaya, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial masyarakat.

Baca juga:  Siap-siap Ribuan Nelayan di Gresik Bakal Dapatkan Bansos BBM 

“Kebetulan mayoritas warga kami berprofesi sebagai nelayan. Tradisi ini menjadi momen penting untuk membangkitkan rasa empati sosial di tengah masyarakat. Selain itu, ini juga menjadi bentuk gotong royong nyata demi kemajuan desa,” tutur Andhy.

Andhy berharap, semangat kebersamaan yang tercipta melalui Kajak’an ini dapat terus terjaga, sehingga kegiatan tersebut bisa menjadi agenda tahunan dan terus memberikan manfaat, seperti pembangunan fasilitas umum desa.

“Kami mengapresiasi seluruh nelayan yang telah ikut serta. Semoga hasil kerja keras mereka menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Tradisi ini harus terus dilestarikan karena membawa dampak positif, baik untuk menjaga warisan budaya maupun untuk meningkatkan kepedulian sosial,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler