GresikSatu | Lantunan sholawat mengawali acara Maulid Nabi di Pulau Bawean Gresik. Gemuruh langkah kaki warga berbondong-bondong ke Masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, 1446 Hijriah.
Para warga di Dusun Daun Timur, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, mulai mengangkat Angkaan Molot istilah Bawean untuk hadiah atau berkat, Maulid Nabi.
Warga laki-laki mengangkat Angkaan, sedangkan kaum hawa menata hiasan Angkaan molot, sebelum dibawa ke Masjid.
Disana perayaan Angkaan molot di tanggal kelahiran nabi 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah, dirayakan turun temurun oleh beberapa Dusun, di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean.
Dusun Daun Timur, terbilang merayakan angkaan molot yang cukup besar. Setiap angkaan dikeluarkan dari masing-masing rumah warga untuk dibawa ke Masjid.
Diperkirakan dari setiap angkaan yang dibawa ke Masjid Baitul Mu’minin Daun Timur, menghabiskan biaya jutaan rupiah.
Pengurus Takmir Masjid Baitul Mu’minin Daun Timur Abdul Mujib mengatakan, peringatan Maulid Nabi dengan angkaan molod ini, sudah menjadi tradisi setiap tahun dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Setiap tahun dilaksanakan dengan sangat meriah, ini adalah sebuah apresiasi rasa cinta dan bentuk kebahagian dan rasa syukur saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW,”ucapnya,
Menurut dia, angkaan seperti ini, sudah menjadi tradisi turun menurun dari nenek moyang. Dengan didalam angkatan tersebut, ada kewajiban makanan khas yang harus disertakan. Seperti reginang, guggudu, bajik, dodol, pisang, tebu, sayur dan buah-buahan yang segar.
“Menariknya di setiap angkaan di haruskan untuk memasang robit, berupa uang, yang diperuntukkan untuk Masjid. Bahkan, semakin besar angkaan semakin besar robit yang peroleh oleh masjid,” ujar pria Alumni Ponpes Mambaus Sholihin, Suci, Manyar, Gresik itu.
Di sisi lain, perayaan Maulid Nabi ini juga menjadi daya tarik keluarga yang berada di luar negeri seperti Malaysia, Singapure, Berunai Darussalam dan lainnya.
“Mereka (Keluarga luar negeri) yang tidak tidak bisa pulang ke tanah kelahirannya, biasanya selalu mengirim uang untuk keluarganya, bahkan mereka juga nitip robit untuk masjid, sehingga setiap tahun robit yg ada tidak hanya rupiah, tapi juga Ringgit, Dolar Singapure, Dolar Amirika, Dolar Brunai. Total robit sekitar kurang lebih Rp 35 juta,” tutur Gus Mujib sapaan akrabnya.
Berkat molot kemudian, akan dilakukan pembagian secara bertukar dengan undian yang sudah disiapkan panitia. Dengan sebelumnya warga setempat memasukkan undian berkat angkaan molot.