GresikSatu | Di tengah perkembangan zaman dan teknologi otomotif, tradisi unik masih dijaga oleh sebagian warga Gresik.
Salah satunya adalah ritual mandi kembang untuk kendaraan baru, yang masih dilestarikan warga Desa Pekelingan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.
Tradisi ini dilakukan setiap kali seseorang membeli kendaraan baru—baik itu motor, mobil, hingga kapal atau perahu.
Kendaraan tersebut akan dimandikan menggunakan air bunga, sebagai wujud rasa syukur sekaligus harapan akan keselamatan selama digunakan.
Air bunga yang digunakan merupakan campuran dari bunga melati, mawar, kenanga, dan beberapa jenis bunga harum lainnya. Air tersebut kemudian disiramkan ke seluruh bagian kendaraan sambil diiringi doa.
Muna, warga Jalan KH Kholil, Desa Pekelingan, mengungkapkan bahwa ritual ini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun di keluarganya.
“Kalau ada yang beli kendaraan baru, biasanya disiram air bunga dulu. Ini tanda syukur dan supaya kendaraannya aman, terhindar dari musibah,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).
Menurutnya, ritual ini tak hanya simbolik, tetapi juga mengandung nilai spiritual dan sosial. Doa yang dipanjatkan dipercaya sebagai bentuk perlindungan agar kendaraan tidak mengalami celaka di jalan.
Tak hanya mandi kembang, tradisi ini juga dilengkapi dengan prosesi udik-udikan dan selamatan.
Dalam tradisi udik-udikan, pemilik kendaraan akan menaburkan uang receh dan uang kertas dengan nominal bervariasi mulai dari Rp1.000 hingga Rp20.000. Warga, terutama anak-anak, akan berkumpul untuk memungut uang tersebut.
“Selain mandi kembang, saya juga mengadakan udik-udikan atau hujan uang serta selametan,” terang Muna.
Ia menyebut, tradisi ini adalah bentuk kebahagiaan yang dibagikan kepada tetangga.
“Uang yang kita taburkan itu supaya semua kebagian rezeki, biar sama-sama senang,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, acara selamatan juga digelar dengan membagikan berkat kepada para tetangga. Berkat tersebut biasanya berisi nasi, lauk sederhana seperti tahu, tempe, telur, ikan, dan urap-urap sayur. Meski sederhana, maknanya dalam: bentuk rasa syukur dan berbagi rezeki.
“Kita memasak makanan sederhana dengan niat baik dan bisa berbagi,” imbuhnya.
Menariknya, ada pantangan khusus bagi warga yang membeli perahu atau kapal baru. Dalam prosesi selamatan, mereka tidak diperbolehkan menggunakan lauk ayam karena dipercaya bisa membawa kesialan.
“Semoga kendaraan baru ini bisa membawa kebaikan. Warga juga bisa ikut seneng karena kita bisa berbagi rezeki,” pungkas Muna.