Sampah Laut Jadi Momok, PT Semen Padang dan Kementerian KKP Berkolaborasi Luncurkan Program Nabuang Sarok

GresikSatu | Dalam mendukung inisiatif strategis SIG sebagai perusahaan induk dalam implementasi ekonomi sirkular, PT Semen Padang menghadirkan inovasi dalam pengelolaan sampah dengan memperkenalkan program Nabuang Sarok. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang baik melalui keterlibatan aktif mereka.

Sejak peluncurannya pada bulan Juli 2022, program Nabuang Sarok telah berhasil mengumpulkan sebanyak 61 ton sampah dan 505 liter minyak jelantah. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dan dikelola oleh masyarakat sebelum diserahkan kepada PT Semen Padang.

Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam program ini, PT Semen Padang menawarkan skema reward berupa poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik. Jenis sampah yang dapat disetorkan meliputi sampah plastik, kayu, kertas, dan minyak jelantah. Sampah-sampah ini kemudian akan diproses menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara di pabrik PT Semen Padang.

Kehadiran program Nabuang Sarok juga menarik perhatian Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Mereka melakukan kolaborasi dengan PT Semen Padang untuk mengatasi masalah sampah laut. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kota Batam, pada hari Rabu (10/5/2023) lalu.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengungkapkan bahwa SIG menerapkan prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah domestik untuk memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Program Nabuang Sarok yang diinisiasi oleh PT Semen Padang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah, serta mengatasi masalah yang disebabkan oleh sampah.

“Kerja sama antara PT Semen Padang dengan Ditjen PRL ini menunjukkan bahwa inovasi dalam pengelolaan sampah yang dilakukan oleh PT Semen Padang melalui program Nabuang Sarok mendapat apresiasi dan pengakuan dari pemerintah karena terbukti memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Vita Mahreyni.

Direktur Jenderal PRL, Victor Gustaaf Manoppo, menyampaikan bahwa kerja sama dengan PT Semen Padang akan berlangsung dari tahun 2023 hingga 2026. Sekarang, masyarakat dan nelayan pesisir Kota Padang dapat mulai mengumpulkan sampah di laut dan pantai untuk mendapatkan nilai tambah dari sampah yang mereka kumpulkan.

“Program Nabuang Sarok Semen Padang telah memberikan manfaat dalam mengatasi masalah sampah, khususnya sampah laut yang menjadi salah satu masalah di Indonesia saat ini. Dengan demikian, program Nabuang Sarok secara tidak langsung juga mendukung program Bulan Cinta Laut, yang merupakan kebijakan Ekonomi Biru yang digagas oleh KKP,” kata Victor Gustaaf Manoppo.

Program Nabuang Sarok juga mendapat sambutan positif dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Saiyo Sakto Kota Padang. Ketua KUB Saiyo Sakato, Abadi, menyatakan bahwa program ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. KUB Saiyo Sakato secara rutin mengumpulkan sampah di Pantai Padang, dengan jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan sekitar 500 kg setiap bulannya. Mayoritas sampah yang ditemukan adalah sampah plastik, batok kelapa, dan ranting pohon.

“Yang membuat saya tertarik adalah karena bank sampah kita di Nabuang Sarok dihitung poin. Poin ini dapat ditukarkan dengan alat tangkap atau peralatan rumah tangga. Jadi, selain menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat juga mendapatkan penghasilan tambahan,” ungkap Abadi.

Penumpukan sampah akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dengan benar masih menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi, karena dapat memiliki dampak buruk terutama di wilayah perairan. Keberadaan sampah dapat mengganggu kehidupan biota laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia, serta memicu masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Masyarakat Sumatra Barat dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi sampah melalui program Nabuang Sarok dengan mendaftar melalui situs https://nabuangsarok-sp.com/.

Sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, SIG memiliki inisiatif strategis untuk mengatasi masalah yang timbul dari sampah dan menjadikannya sebagai nilai tambah melalui prinsip ekonomi sirkular. Misalnya, dengan menggunakan teknologi refuse-derived fuel (RDF), sampah dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif terbarukan untuk mengurangi penggunaan batu bara. Selain melalui program Nabuang Sarok yang dilakukan oleh PT Semen Padang, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, anak perusahaan SIG di Kabupaten Cilacap, juga telah memanfaatkan RDF dalam proses produksi semen. Mereka berhasil mengolah sekitar 160 ton sampah perkotaan menjadi 70 ton RDF yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. (aam) 

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres