Sego Karak, Kuliner Jaman Kolonial Kembali Digemari Warga Gresik

GresikSatu I Sego Karak, kuliner tradisional khas Gresik yang tetap eksis di tengah gempuran kuliner modern. Kuliner yang ada sejak jaman kolonial itu kini tampil beda. Kalau dulu menggunakan bahan nasi sisa yang dikeringkan (Karak). Kini, menggunakan ketan merah dan beras putih yang lebih higenis nuansa khas tradisional tetap dipertahankan.

Sego Karak kekinian memiliki rasa gurih hingga enak di mulut, apalagi di padu dengan parutan buah kelapa, serundeng kelapa dan gimbal tempe membuat panganan tradisional ini semakin digemari kawula tua dan muda di Kota Gresik.

Sumiati pemilik kedai Sego Karak yang berada di Komplek Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Kecamatan Kebomas merupakan generasi ketiga turun temurun keluarganya yang menekuni usaha kuliner ini, buka setiapa hari mulai pukul 06.00 wib hingga pukul 09.00 wib.

Sego Karak ini usaha keluarga, mulai dari buyut, nenek, hingga ibu kandungnya. Saya generasi ketiga di keluarga yang melanjutkan usaha kuliner nasi karak. Kedai kami buka tiap pagi hari mulai pukul 06.00-09.00 wib,” ucapnya, Selasa (9/8/2022).

Baca juga:  Nikmati Cuanki Jajanan Khas Sunda di GKB Gresik, Perpaduan Gurih dan Pedas

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Berita Terkait” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”date”]

Sebenarnya tidak hanya Sego Karak yang dijual perempuan berusia 56 tahun ini, tapi dengan hasil racikannya yang mengganti nasi dengan ketan hitam membuat Sego Karak menjadi menu andalan di kedainya.

“Saya ubah yang dulunya Sego Karak dari nasi sisa yang dikeringkan kini dengan bahan ketan hitam. Tapi parutan kelapa, serundeng kelapa dan gimbal tempe tetap dipertahankan. Apalagi dimakan pas hangat, nasi karak tidak kalah dengan kuliner modern yang lain. Mulai dari anak anak hingga orang tua menyukainya,” jelasnya.

Dari sego karak ini, omset penjualannya lanjut dia. Terus meningkat dari waktu ke waktu. Omset penjualanya kini mencapai 12 kilogram per hari dengan penghasilan kotor mencapai Rp 1 juta rupiah.

Baca juga:  Bongko Kopyor, Jajanan Manis Paling Diburu Warga Gresik

“Alhamdulilah bisa menambah penghasilan. Sego Karak kini semakin populer di kalangan pecinta kuliner tradisional jadi kami juga senang,” tambah wanita yang sering disapa Bu Sum ini.

Sementara itu, pecinta kuliner Sego karak Dwi Lestari mengatakan semula hanya coba-coba, karena penasaran. Namun, setelah merasakan, kini jadi menyukainya sebab ketan yang lebut di padu dengan kelapa dan serundeng menjadi gurih rasanya.

“Rasanya gurih dan lezat. Cocok untuk sarapan pagi bersama keluarga, apalagi dimakan pas hangat menjadi lebih nikmat berasa di lidah. Juga harga Sego Karak ini terjangkau, seporsi hanya Rp. 8.000,” ucapnya. (Faiz/Tov)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img